Bahkan putri keempat Soeharto ini juga masuk ke Partai Gerindra yang diketuai oleh Prabowo. Beberapa foto dirinya bersama Prabowo pun masih sering diunggah ke akun media sosial miliknya.
Terkait alasan perceraian Prabowo dan Titik pun kerap dikaitkan dengan faktor politik. Saat itu, gejolak politik terjadi di Indonesia.
Hubungan keluarga Sumitro Djojohadikusumo (ayah Prabowo) dengan keluarga Cendana mulai renggang. Sampai menjelang Soeharto lengser, sosok Prabowo pun dituding tidak berpihak kepada keluarga Cendana.
Dalam buku berjudul "Jejak Perlawanan Begawan Pejuang-Sumitro Djojohadikusumo" dituliskan, kedua saudara perempuan Titiek, yakni Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut) dan Mamiek (Siti Hutami Endang Adiningsih) mempertanyakan keberadaan Prabowo pada saat hari lengsernya Soeharto, 21 Mei 1998.
Keluarga Cendana mempermasalahkan mengapa Prabowo membiarkan para mahasiswa menguasai gedung MPR/DPR. Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh Prabowo dengan pertanyaan, jika ada dirinya disana apakah dirinya harus menembaki para mahasiswa.
Pasca kerusuhan ini, Prabowo lebih memilih untuk mengasingkan diri ke Yordania dikarenakan tekanan dari kaum elite politik.
Bersamaan dengan gejolak politik yang terjadi, Prabowo dan Titiek juga resmi bercerai. Keadaan politik saat itu yang memaksa Prabowo-Titiek untuk tak bisa lagi bersama melanjutkan rumah tangga.