Ia mengibaratkan kata 'pesta' dengan ritual upacara pernikahan di adat Jawa yang rangkaian acaranya sudah bisa ditebak. Sama halnya dengan konteks pemilu, yang pemenangnya sudah ketahuan sejak awal.
Selain itu, Dalam penelitiannya mengenai Pemilu 1977, "The Indonesian Election: A National Ritual" (1980), antropolog N.G. Schulte Nordholt cenderung menilai pemilu ialah ritual yang direproduksi legitimasi rezim tanpa menantang kekuasaan.
Ia juga menyampaikan simpulan gambaran pemilu di era Orde Baru dalam bentuk pertanyaan retoris: Apa guna pemilu jika hasilnya sudah dimanipulasi sejak awal?