"Sangat menarik ketika kita membahas soal dinasti politik. Terutama dalam konteks Jokowi. Kalau kita ingin membedah pola pikir seseorang, kita harus tahu background-nya seperti apa," kata Gielbran, mengutip unggahan akun X @ekowboy2.
"Jokowi adalah seorang Jawa tulen. Beberapa hari yang lalu, diriku sempat menamatkan buku, menamatkan esai yang ditulis oleh Ben Anderson. Beliau membahas soal falsafah kepemimpinan Jawa nomor satu itu kekuasaan, baru kedua adalah etik," lanjutnya.
"Sehingga hal yang bisa dipahami dalam konteks politik Jawa, Jokowi lebih mementingkan kekuasaannya daripada etik," katanya lagi.
Gielbran juga mengaku jijik dengan Jokowi meski sama-sama dari UGM. Ia menilai presiden membuat Indonesia mencatatkan sejarah yang hina. Di antaranya terkait eks Ketua MK Anwar Usman dan Gibran sebagai cawapres
"Saya melihat orang ini (Jokowi) sangat culas. Meskipun satu alumni sama saya, saya apa kata tadi...jijik lah. Karena apa? Dia dengan senang hati mengutak-atik tanpa otak konstitusi Indonesia akan menjadi presiden yang sangat hina," kata Gielbran.
"Sejarah menjadi sangat hina ketika ada capres dan cawapres, yang satu produk gagal reformasi. Yang satu anak haram konstitusi memimpin sebuah negara besar. Sayang, negara itu dipimpin oleh pemimpin yang otaknya kecil," sambungnya.
"Trah politik Jokowi secara tidak langsung ingin melenggangkan kekuasaan. Pernikahan Anwar Usman dengan adiknya itu disetting. Lalu yang terbaru soal Gubernur Jakarta itu kan dibeli oleh presiden."
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Baca Juga: Siapa Sosok Polisi yang Tilang Ibu Negara? Ini Kata Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi