Rekam Jejak Akademis Jokowi, Kenapa Dinobatkan Jadi 'Alumnus UGM Paling Memalukan'?

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 09 Desember 2023 | 14:14 WIB
Rekam Jejak Akademis Jokowi, Kenapa Dinobatkan Jadi 'Alumnus UGM Paling Memalukan'?
Presiden Joko Widodo saat menghadiri Sidang Tahunan DPR MPR dan Pidato Kenegaraan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). [Suara.com/Alfian Winanto/Pool via Dokumentasi Parlemen]

Pada saat teman-temannya naik sepeda untuk berangkat sekolah, Jokowi kecil memilih jalan kaki. Di usianya yang masih 12 tahun, Jokowi sudah mulai bekerja sebagai penggergaji mewarisi keahlian bertukang kayu dari sang ayah.

Setelah lulus SD, Jokowi melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Surakarta. Pada saat lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, tetapi gagal sampai akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.

Dengan kemampuan akademis yang dimilikinya, Jokowi berhasil masuk Jurusan Kehutanan di Fakultas Kehutanan UGM. Kesempatan tersebut ia manfaatkan untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, hingga teknologinya.

Jokowi berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan skripsi berjudul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta”. Semasa berkuliah, Jokowi juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala Silvagama. 

Penobatan Gelar Alumnus Paling Memalukan BEM UGM

Baliho foto Jokowi bertuliskan "Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan" di Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]
Baliho foto Jokowi bertuliskan "Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan" di Bundaran UGM, Jumat (8/12/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

Kini Presiden Jokowi justru meraih kritik tajam dari tempatnya berkuliah dulu. Ia diberi gelar sebagai alumnus UGM paling memalukan. Sertifikat itu diberikan oleh Ketua BEM UGM Gielbran Muhammad Noor kepada sosok yang bertopeng Jokowi, serta diserahkan bersama dengan kajian dari BEM KM UGM.

Sertifikat dan kajian itu bahkan rencananya akan dikirim langsung oleh BEM UGM ke Istana Negara. Menurut Ketua BEM Gielbran, aksi ini menjadi wujud nyata mahasiswa yang hadir secara legitimasi untuk memberikan gelar itu kepada Jokowi.

Gielbran menilai bahwa Jokowi telah menerapkan politik Jawa. Artinya, kata Gielbran, Presiden Jokowi lebih mementingkan kekuasaan daripada etika. Tak hanya itu, ada juga Maklumat Bulaksumur yang ditandatangani para peserta.

Bukan tanpa alasan, penyerahan gelar ini diberikan karena mahasiswa UGM menilai banyak masalah di era kepemimpinan Jokowi.

Baca Juga: Ketua BEM UGM Gielbran Dipuji Layak Jadi Wapres Ketimbang Gibran, "Ini Anak Beraninya Bukan Main"

Padahal menurut Gielbran, Jokowi memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan di Indonesia. Sebut saja korupsi, kebebasan berpendapat, konstitusi, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Presiden Jokowi maupun pihak Istana masih belum memberikan pernyataan resmi terkait gelar alumnus UGM paling memalukan tersebut.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI