Adu Rekam Jejak Moeldoko dan AHY: Pensiunan Panglima vs Mayor, Akankah Lawan Jadi Kawan?

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 22 Februari 2024 | 16:49 WIB
Adu Rekam Jejak Moeldoko dan AHY: Pensiunan Panglima vs Mayor, Akankah Lawan Jadi Kawan?
Kolase Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). [Istimewa]

Suara.com - Pelantikan Agus Harumurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri ATR menjadi perbincangan. Khususnya mengenai peluangnya akan bertemu dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Sebagai informasi, hubungan AHY dengan Moeldoko telah memburuk. Ini karena Moeldoko hampir melakukan kudeta Partai Demokrat yang dipimpin AHY.

Moeldoko juga tidak menghadiri upacara pelantikan sumpah jabatan AHY. Mantan Panglima TNI ini justru hanya mengucapkan selamat dari akun Instagram resminya, @dr_moeldoko. Ia juga mengungkap alasan absen di pelantikan AHY karena sedang berdinas di luas negeri.

Namun kini, keduanya mau tidak mau harus menjadi kawan karena sama-sama masuk di Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi.

Mengenai itu, menarik melihat perbedaan rekam jejak Moeldoko dan AHY, pensiunan Panglima TNI vs Mayor.

Rekam Jejak Moeldoko

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (Dok. KSP)
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (Dok. KSP)

Moeldoko merupakan lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) tahun 1981. Ia juga menerima penghargaan Adhi Makayasa. Usai lulus, sosoknya langsung dipercaya memegang jabatan Komandan Peleton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin.

Selanjutnya ia menjadi Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin dan Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana Mayor. Moeldoko juga pernah menjabat sebagai Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang.

Moeldoko diketahui pernah menjadi Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS, Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, dan Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat. Ia pun kerap menduduki jabatan sebagai Sespri Wakasad dan Prabandha-3 Ops PB-IV/Sopsad.

Baca Juga: AHY Ingin Urai Benang Kusut Sengketa Tanah Dalam Kurun Waktu 8 Bulan, Bisa?

Kemudian, jabatan lain yang ia emban adalah Komandan Brigif-1/Jaya Sakti, Asops Kasdam VI/Tanjungpura, Dirbindiklat Pussenif, Komandan Rindam VI/Tanjungpura, Komandan Korem 141/Todddopuli Watampone, sampai dengan Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi.

Setelah itu, ia menjadi Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD, Kasdam Jaya, serta Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad. Ia juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Panglima Kodam III/Siliwangi dan juga Wakil Gubernur Lemhannas.

Tak cukup sampai di situ, kariernya kain membentang pada tahun 2013. Ia terpilih menjadi Wakasad sekaligus diangkat sebagai KSAD. Puncaknya, Moeldoko terpilih sebagai Panglima TNI menggantikan posisi Laksamana Agus Suhartono.

Usai pensiun dari Panglima TNI, Moeldoko kemudian terjun ke dunia politik pada 2015. Kala itu ia menjadi kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Ia dipercaya untuk menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura pada  2016-2018.

Moeldoko juga pernah menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020. Puncak karier politiknya terjadi pada 2018. Ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Jabatan itu kembali diemban Moeldoko pada periode kedua pemerintahan Jokowi. Ia menjadi KSP di Kabinet Indonesia Maju dari 2019 dan rencananya akan diakhiri pada 2024.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI