Asal Usul Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Laksanakan Salat Idul Fitri Lebih Awal

Sabtu, 06 April 2024 | 12:38 WIB
Asal Usul Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Laksanakan Salat Idul Fitri Lebih Awal
Seorang petugas keamanan melakukan pengamanan saat ratusan Jamaah Aolia menggealr Salat Idul Adha di Dusun Dimoro Panggang III Kalurahan Giriharjo Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Senin (26/6/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hidup Harmonis Meski Ada Perbedaan

Puluhan jemaah Aolia di Padukuhan Panggan III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah melaksanakan salat Tarawih pada Rabu malam (6/3), [ist]
Puluhan jemaah Aolia di Padukuhan Panggan III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah melaksanakan salat Tarawih pada Rabu malam (6/3), [ist]

Mbah Benu mengatakan ditetapkannya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat (5/4/2024) berdasarkan keyakinan dari perjalanan spiritualnya.

Dia pun minta pada para jemaahnya agar saling menghormati dengan masyarakat yang belum merayakan Idul Fitri. Layaknya perayaan Lebaran pada umumnya, jemaah Aolia pun merayakan bersama dengan keluarga. 

Diketahui, sejumlah mesjid Aolia juga menggelar salat Idul Fitri di antaranya di Kapanewon Wonosari. Jemaah itu juga tersebar di Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul. 

Mbah Benu juga menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Idul Fitri lebih awal dari penetapan pemerintah. Hal itu berdasarkan keyakinan yang selama ini mereka anut, apalagi di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari raya sendiri.

"Indonesia itu bebas, mau hari raya silakan, tidak hari raya ya monggo (silahkan). Mau puasa monggo tidak puasa monggo. Tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan, jangan menyalahkan yang lain, nggak boleh itu," ujar Mbah Benu.

Dia menambahkan bahwa jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain. Namun jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya. Mbah Benu mengimbau pada jemaahnya untuk tidak marah karena tak ada kamus marah di jemaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI