Infografis
Suara.com - Penyerang utama Timnas Putri Indonesia, Claudia Scheunemann, menjadi salah satu pemain yang menarik perhatian di Piala Asia Putri U-17 2024. Gol indahnya sempat membuat Indonesia punya asa melawan Filipina. Lantas Claudia Scheunemann anak siapa sebenarnya?
Jika melihat dari namanya, apakah Claudia Scheunemann merupakan naturalisasi? Ternyata bukan, Claudia tumbuh besar di Indonesia meskipun memiliki keturunan Jerman dari ayahnya.
Kemarin, Claudia Scheunemann berhasil mencetak satu gol saat Timnas Putri Indonesia U-17 melawan Filipina pada pertandingan penyisihan grup Piala Asia 2024. Gol indah itu dicetak dari jarak yang cukup jauh dan mendapat pujian dari banyak orang.
Claudia Scheunemann, Penyerang Timnas Putri
Timnas Indonesia memulai perjalanan mereka di Piala Asia Wanita U-17 2024 di Bali dengan kekalahan telak 1-6 dari Filipina. Indonesia terlihat kalah secara kualitas dari negara-negara lain di Asia, bahkan Asia Tenggara.
Indonesia kebobolan cepat pada menit ke-6 lewat gol Alexa Pino. Kemudian, aksi brilian Claudia Scheunemann berhasil mengubah keadaan menjadi imbang di menit ke-12. Indonesia 1-1 Filipina. Namun Claudia hanya mampu mencetak satu gol dan dia terlihat sendirian di lapangan.
Timnas Indonesia kalah dalam hal fisik, taktik, dan pengalaman dari Timnas Filipina. Terlihat jelas perbedaan antara sebuah tim yang dibentuk dengan serius (Filipina), dan tim yang dibentuk dengan kurang perhatian (Indonesia).
Setelah gol Claudia, Indonesia tampak tidak memiliki respon yang cukup. Sedikit serangan terjadi, tapi itu hanya pengecualian. Alexa Pino, Kieran Bradley, dan sembilan pemain lainnya mendominasi pertandingan.
Gol-gol bagi Filipina terus bertambah: Jael-Marie Guy mencetak gol pada menit 22, Ariana Markey mencatatkan namanya di papan skor pada menit 29, Pino menambah keunggulan menjadi 1-4 pada menit 35, dan Natalie Collins mencetak dua gol pada menit 54 dan 62.
Baca Juga: Singgung Soekarno, Bung Towel Ejek Pundit yang Usulkan Patung Shin Tae-yong di SUGBK
Semua pemain Timnas Wanita Indonesia telah berusaha keras, memberikan segalanya. Jika ada yang perlu disalahkan, itu adalah federasi, yang hanya membuat liga sepak bola putri sekali (pada 2019), kemudian tidak ada lagi kompetisi nasional.
