Jelajah Sejarah hingga Gastronomi Unik di KCBN Muarajambi, Ada Belut Hingga Ikan Mudik

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 02 Juli 2024 | 18:25 WIB
Jelajah Sejarah hingga Gastronomi Unik di KCBN Muarajambi, Ada Belut Hingga Ikan Mudik
Kuliner di sekitar KCBN Muarajambi. (Dirjen Kebudayaan)

Suara.com - Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi telah resmi dimulai pada bulan Juni lalu berkat upaya dari dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Menyimpan berbagai nilai sejarah, kawasan candi tertua di Asia Tenggara yang berdiri di bentang alam di Kabupaten Muaro Jambi itu diharapkan akan bertransformasi menjadi pusat ilmu pengetahuan dan destinasi spiritual yang inklusif setelah upaya revitalisasi.

Tak hanya unsur pendidikan dan kebudayaan, pangan di wilayah tersebut ternyata menyimpan berjuta potensi. Merayakan keanekaragaman hayati pangan dari bentang alam lahan basah, Dirjen Kebudayaan menggandeng Javara dan Seniman Pangan memperkaya kembali nilai-nilai historis serta budaya yang telah dilestarikan selama berabad-abad lewat warisan gastronomi dari daerah sekitar candi yang berusia lebih dari 1300 tahun tersebut.Lewat inisiatif ini, pelestarian makanan lokal diharapkan mampu memelihara warisan budaya sekaligus menawarkan pengalaman menarik bagi para pengunjung.

Agus Widiatmoko - Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi mengatakan bahwa sejak awal, langkah revitalisasi yang dilakukan tidak hanya fokus pada pemugaran fisik untuk mengembalikan keagungan arsitektur candi, tetapi juga memelihara dan memperkaya budaya yang telah dilestarikan selama berabad-abad.

"Melalui kolaborasi erat dengan masyarakat lokal, kami ingin menghidupkan kembali tradisi spiritual dan pendidikan yang kaya, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya yang tak ternilai. Dengan begitu, pengunjung yang hadir tidak hanya datang untuk melihat keindahan candi, tetapi juga bisa merasakan pengalaman gastronomi yang menarik,” katanya dalam keterangan.

Jambi sendiri menyimpan banyak tanaman pangan hingga membuat masyarakatnya tidak lagi mengimpor makanan. Hal ini yang membuat kuliner Jambi mampu dimanfaatkan secara maksimal, baik dalam bentuk makanan sehari-hari, obat-obatan, hingga minuman.

Helianti Hilman - Pendiri Javara mengatakan bahwa Jambi menyimpan ragam kekayaan leluhur yang mampu dimanfaatkan.

"Jamuan Muaro Jambi sendiri didasarkan pada karakter bentang alam dan keselarasan hidup dengan alam. Lewat edukasi, warga desa senantiasa dilatih menyediakan gastronomi lewat keanekaragaman yang ada. Ke depan, kami berharap para pengunjung bisa merasakan pengalaman dan cerita rasa dari kawasan candi,” katanya.

Didatangkan dari 8 desa di Jambi, berikut keunikan kuliner berbasis tiga ekosistem utama di dekat Muara Jambi:

Baca Juga: Mengenal Tradisi Tegak Tiang Tuo, Kearifan Lokal Saat Membangun Rumah di Masyarakat Jambi

1. Makanan berbasis Rawa

Sebagai wilayah yang terdiri dari lahan basah, rawa di Jambi menjadi sumber daya alam yang penting untuk menyediakan produk makan, salah satunya belut. Daging belut yang hidup di rawa sendiri memiliki tinggi kadar protein dan mampu menjaga kesehatan mata hingga mencegah anemia.

Di Muaro Jambi, ikan belut biasanya dimasak menjadi olahan rempah ratus belut dengan bumbu tradisional yang sebelumnya diolah melalui proses pembakaran dan dimasak dengan ratusan rempah. Uniknya, rempah disini berupa bumbu dan daun daunan yang terdiri dari 120 jenis dedaunan yang tentunya mempunyai khasiat tersendiri.

Adapun untuk minumannya berupa air secang. Minuman berwarna merah ini dibuat menggunakan isi terdalam dari batang sepang yang kemudian diserut kecil-kecil. Untuk penyajiannya, cukup tambahkan gula batu dan biji selasih. Sebagai minuman khas dari zaman nenek moyang, minuman ini berkhasiat menurunkan panas dalam, melancarkan pencernaan, hingga menolak dari serangan racun.

2. Makanan berbasis sungai

Selain sebagai pusat kegiatan sosial dan budaya, sungai di Jambi turut menjadi habitat bagi spesies ikan untuk bisa dinikmati. Beberapa ikan khas Jambi antara lain ikan ruwan (gabus) serta ikan mudik. Sebagai ikan yang hidup di di sungai, nilai gizi dan rasa khas daging ikan ruwan nyatanya lebih gurih dan manis. Pengolahannya bisa dimasak dengan berbagai ragam antara lain dibakar, disenggung, digulai, dan digoreng.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI