• 1 Suro
Bagi masyarakat Jawa, vara merayakan malam 1 Suro masih dipengaruhi oleh tradisi kraton. Biasanya masyarakat Jawa akan mengadakan, kirab, tapa bisu, membersihkan pusaka atau keris. Selain itu, ada pula orang yang merayakan 1 suro dengan berziarah ke makam sesepuh hingga slametan. Kemudian melestarikan tradisi tirakatan, lek-lekan (tidak tidur semalam suntuk), gunungan, sedekah bumi dan tuguran (perenungan diri sambil berdoa).
• 1 Muharram
Sementara tradisi untuk merayakan 1 Muharram biasanya dengan melakukan kegiatan keagamaan hingga mengamalkan kebaikan. Misalnya saja pawai obor, tablig akbar, sholawatan, pengajian, ziarah kubur, menyumbangkan makanan atau pakaian, sedekah. Selain itu, umat Islam juga akan melakukan amal baik lainnya seperti puasa sunnah, sholat taubat, dzikir, membaca doa khusus, hingga bersilaturahmi.
Makna Perayaan
Makna perayaan malam 1 Suro dengan malam 1 Muharram sebenarnya memiliki kemiripan yaitu mengajak manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta. Namun, dalam penyampainnya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ulasannya.
• 1 Suro
Di sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini bahwa bulan ini sangat sakral. Untuk itu, masyarakat diharap untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling memiliki makna manusia harus tetap ingat siapa dirinya, dari mana ia berasal dan dimana kedudukannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Sementara, waspada bermakna manusia harus terjaga dan waspada dari segala godaan yang menyesatkanny.
• 1 Muharram
Sementara dalam peringatan Tahun Baru Islam atau 1 Muharram maknanya disebut lebih spesifik. Pertama, sebagai pengingat peristiwa hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.
Kemudian, 1 Muharram menjadi bentuk perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di dalam menyebarkan agama Islam. Selain itu, umat muslim juga diharap bisa intropeksi diri atau muhasabah atas kesalahan di masa lalu atau di tahun sebelumnya. Sehingga di tahun berikutnya kita lebih lebih mawas diri dan bertambah keimanannya.
Mitos dan Larangan
Dalam praktiknya terdapat mitos dan larangan yang telah berkembang secara turun temurun di kalangan masyarakat. Banyak di antara mereka yang meyakininya sampai saat ini.
• 1 Suro
Mitos-mitos mengenai malam 1 Suro pun begitu populer di tengah masyarakat khususnya suku Jawa. Terdapat sejumlah pantangan dalam melakukan kegiatan penting di bulan Suro. Meskipun tidak ada dasar yang jelas dalam agama Islam mengenai malam 1 Suro, namun sebagian masyarakat masih ada yang memercayai mitos tentang malam tersebut.
Beberapa pantangan malam 1 Suro diantaranya yaitu dilarang banyak bicara, dilarang bicara kotor, keluar rumah di malam hari, menikah atau mengadakan hajatan hingga pindah rumah. Bagi orang yang melanggar pantangan ini maka dipercaya mereka akan mendapat kesialan dalam hidupnya.
Baca Juga: Cek Wetonmu! Apakah Kamu Termasuk Pemilik 11 Weton yang Dilarang Keluar di Malam 1 Suro?
• 1 Muharram
Sementara itu, dalam Islam sebenarnya tidak ada pantangan spesifik yang dilarang pada 1 Muharram. Namun, umat Islam diharapkan selalu berbuat kebaikan dan melakukan amalan. Dalam QS At Taubah ayat 36:
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan Bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu."
Selama memasuki bulan Muharram umat Islam diharamkan untuk melakukan hal-hal buruk hingga berbuat kerusakan. Termasuk berkata kasar dan menghina sesama.
Itulah tadi penjelasan tentang beda tradisi 1 Suro dan 1 Muharram?yang perlu kita pahami. Semoga di tahun baru ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari