Sementara wanita yang telah menikah tidak diperkenankan menggunakan pakaian adat ini. Bahan pembuat Baju Sali adalah daun sagu atau kulit pohon pilihan yang berwarna coklat untuk menghasilkan warna sempurna.
Baju Sali digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan cara dililitkan di tubuh, dengan bagian dalam lebih panjang daripada bagian luar.
Sementara rok rumbai biasanya merupakan penutup tubuh bagian bawah wanita yang terbuat dari susunan daun sagu kering. Rok rumbai biasanya dikenakan dengan paduan aksesori seperti hiasan kepala dari bahan ijuk atau bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu.
Penggunaan rok rumbai biasanya dipadukan dengan baju kurung di bagian atasnya. Pada beberapa kesempatan, Rok Rumbai juga dapat dikenakan oleh para pria, seperti dalam beberapa acara adat.
Namun, jika seorang pria menggunakan Rok Rumbai, maka ia tidak menggunakan baju kurung seperti wanita alias bertelanjang dada. Kemudian jika pria menggunakan Koteka, maka para wanita Rok Rumbai akan tampil tanpa Baju Kurung.
Sementara bagian atas tubuh disamarkan oleh tato bermotif flora dan fauna yang terbuat dari bahan alami. Rok rumbai biasanya digunakan oleh penduduk di wilayah pegunungan tengah atau dekat pesisir pantai seperti di Yapen, Sentani, Enjros, Nafri, Biak Numfor, dan Tobati.