Teatrikal Kolosal Pagelaran Sabang Merauke Hari Kedua Meninggalkan Kesan, Kenangan Indah dan Rasa Bangga Mendalam

Selasa, 20 Agustus 2024 | 17:29 WIB
Teatrikal Kolosal Pagelaran Sabang Merauke Hari Kedua Meninggalkan Kesan, Kenangan Indah dan Rasa Bangga Mendalam
Pagelaran Sabang Merauke ‘The Indonesian Broadway’. (Dok: iForte)

Suara.com - Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway, yang dipersembahkan oleh iForte dan BCA, sukses digelar pada 17 dan 18 Agustus 2024 di JIEXPO Theatre Kemayoran. Pertunjukan ini berhasil memukau sekitar 9.800 penonton selama dua hari, dengan dua sesi pertunjukan setiap hari pada pukul 13.30 dan 18.30 WIB.

Pada hari kedua, Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway, yang menampilkan kemegahan dan keunikan budaya Indonesia dari Sabang hingga Merauke, ditutup dengan meninggalkan kenangan indah dan rasa bangga yang membekas di hati para penonton.

Berbagai keunikan seni budaya digelar dengan ciri khas Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway yang terpampang di seluruh area JIEXPO Theater Kemayoran.

Dimulai dari area paling depan sebelum memasuki lantai 1, pengunjung disambut oleh beragam spot foto yang dikemas secara unik dan kreatif, seperti Mural Wall iForte dan Poster Wall yang memajang seluruh poster Pagelaran Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2024. Nusantara Gate dipasang seolah menyambut pengunjung untuk berkelana menikmati kekayaan Indonesia.

Kemudian di lantai 1, terdapat area Dance Hall of Fame yang memajang seluruh photo para penari pendukung pagelaran dengan penuh warna, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk berkenalan dengan semua seniman tari yang terlibat.

Selain itu, terdapat lukisan dari "Taman Becik Pisan" karya I Made Agus Saputra, yang dijadikan latar belakang foto instan bagi pengunjung. Lukisan ini adalah contoh sempurna seni kontemporer Bali yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan interpretasi modern yang kritis. Karya ini tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya Bali, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan pengaruh lokal dan internasional yang membentuk identitas visual dan sosial pulau tersebut.

Tak berhenti sampai disitu, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai instalasi seni dari seniman-seniman terkemuka tanah air. Beberapa karya yang ditampilkan antara lain “Dive into Blue” gaun-gaun indah ini merupakan hasil kolaborasi dari Sebastian Gunawan dan Atreyu Moniaga yang khusus dibuat untuk Pagelaran Sabang Merauke.

Karya ini tidak hanya menampilkan sinergi antara haute couture dan seni visual, tetapi juga menghormati kontribusi seniman lokal di berbagai disiplin, termasuk tari, tekstil, dan seni visual.

Kadek Dwi Dermawan dan Darmika Solar menampilkan cerminan budaya dari 3 Pulau Nusantara, yaitu Bali, Jawa dan Papua, dan dituangkan dalam karya yang diberi nama “Nusantara Float Series” yang bernuansa gaya kontemporer dan kekinian namun tetap mengakar pada tradisi nusantara yang terinspirasi dari gaya lampion terbang nebuta asal Jepang dan seni Ogoh-Ogoh asal Bali.

Baca Juga: Melihat Sejarah Indonesia Lewat Pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara

Dalam seri instalasi “Connectivity in Bloom” karya .this/PLAY, iForte ingin mengangkat akulturasi antara alam Indonesia dan kehidupan kontemporer kita.

Di sudut lain, instalasi “Radiate a Light” merupakan gagasan visual yang menyimbolkan tata cara ragam tradisi Indonesia dalam berkomunikasi -utamanya dengan leluhur dan Maha Pencipta yang dalam dunia nyata direalisasikan dalam bentuk Pura, Candi, dan lainnya.

iForte juga berkolaborasi dengan seniman media baru Jeffi Manzani untuk mempersembahkan “NOC\\turne”, sebuah instalasi media campuran yang memukau yang menggambarkan proyeksi visual digital berbasis data dengan limbah telekomunikasi industri, termasuk kabel serat optik, tiang telepon, dan kotak kabel. NOC sendiri merupakan singkatan dari Network Operation Center Protelindo dan iForte.

Tak hanya instalasi seni dan budaya, Cultural Fair hadir di setiap lantai, menawarkan pengalaman yang kaya akan budaya dan tradisi. Mulai dari UMKM Festival, Desa Binaan Bakti BCA dan Live Music, pengunjung diajak untuk merasakan kekayaan budaya nusantara dalam berbagai bentuk.

Di UMKM Festival para pengunjung dapat menikmati beragam jajanan tradisional khas Indonesia dari 42 outlet makanan dan minuman, serta 27 outlet yang menawarkan berbagai produk lokal diluar makanan dan minuman, yang tersebar di seluruh area venue dari lantai 3 hingga lantai 7.

Tidak kalah menarik, Desa Binaan Bakti BCA yang berada di lantai 3 juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung hasil karya masyarakat dari desa-desa binaan, mulai dari kerajinan tangan hingga produk-produk inovatif lokal. Hal ini menjadi momen berharga untuk mengenal lebih dekat kreativitas dan usaha masyarakat pedesaan dalam mempertahankan kearifan lokal.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI