"Nah kemudian ini saya laporkan ini (ke Jokowi) bahwa akan ada pengembalian. Dan kemudian diatur sebuah acara di Galeri Nasional bersamaan dengan, kalau tidak salah pameran Raden Saleh kalau tidak salah, atau Pangeran Diponegoro, saya lupa Raden Saleh atau Diponegoro waktu itu pamerannya," terang Anies.
"Jadi covernya supaya ada event kemudian Cakra tadi dibawa yang kita tidak tahu. Pemerintah Belanda tidak memberi tahu kepada kita penerbangan kapan, jam berapa. Tidak ada yang tahu nanti di galeri nasional. Itu kemudian presiden memang semua dijadwalkan hadir di acara di Galeri Nasional itu," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Namun dua hari sebelum tongkat Diponegoro datang, Presiden Jokowi ternyata harus menggelar kunjungan kerja di Filipina. Alhasil, Anies selaku Mendikbud yang diutus Jokowi untuk menerima tongkat Pangeran Diponegoro.
"Kemudian sehari dua hari sebelumnya, presiden ternyata ada acara ke Filipina, sehingga kegiatan yang semula harusnya dihadiri presiden menjadi diwakilkan kepada Mendikbud. Jadi saya mewakili presiden menerima Cakra (tongkat Diponegoro)," kata Anies.
Anies menegaskan bahwa ia tidak menelikung Jokowi, melainkan mewakili Presiden RI atas izin Jokowi sendiri.
"(Artinya seizin presiden) iya. Karena itu saya mewakili (dan tidak menelikung presiden). Dan itu biasa, ketika presiden tidak hadir, ya otomatis menteri yang relevan hadir di situ," pungkas Anies Baswedan.