Siapa Pemilik Brandoville Studios Game? Viral Buntut Dugaan Siksa Karyawan

Jum'at, 13 September 2024 | 14:54 WIB
Siapa Pemilik Brandoville Studios Game? Viral Buntut Dugaan Siksa Karyawan
Siapa Pemilik Brandoville Studios Game? Viral Buntut Dugaan Siksa Karyawan (ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selama menjadi Lead Artist, Ken Lai menghasilkan game-game terkenal seperti FIFA, Medal of Honor, Fight Night Champion, NBA Live, serta bekerja sebagai Technical Artist untuk Resident Evil: Operation Raccoon City.

Pada tahun 2011, Ken Lai memulai karirnya di Asia Tenggara sebagai mantan pemegang saham Lemon Sky Studios di Malaysia. Pada tahun 2018, pemegang saham Lemon Sky mendirikan Brandoville Lemon Sky bersama mitra bisnis lokal di Indonesia. Pada Maret 2020, Brandoville menjadi perusahaan independen dan mengubah namanya menjadi Brandoville Studios.

Kontroversi Brandoville Studios

Beberapa akun di X telah merangkum sederet kekejaman Cherry Lai terhadap mantan karyawan Brandoville Studios. Pengakuan para karyawan tersebut menyoroti bahwa Cherry Lai telah lama terlibat dalam tindakan kekerasan fisik dan mental, manipulasi psikologis, serta praktik yang mirip dengan perbudakan.

Cherry Lai disebut sering kali menghukum karyawan dengan memaksa mereka melakukan tindakan kekerasan terhadap diri sendiri, seperti menampar diri hingga 100 kali, membenturkan kepala ke meja, atau merusak ponsel pribadi, yang semuanya harus dibuktikan dengan rekaman.

Cherry Lai juga diduga menerapkan sistem kerja yang ekstrem, dengan jam kerja yang tidak wajar, di mana karyawan hanya mendapatkan waktu tidur satu jam dalam periode berbulan-bulan.

Lebih lanjut, ada dugaan bahwa Cherry Lai tidak memberikan izin istirahat kepada karyawan yang sedang hamil. Akibatnya, karyawan tersebut mengalami pendarahan, melahirkan prematur, dan bayinya meninggal dunia pada usia empat bulan.

Berdasarkan tangkapan layar bukti percakapan, Cherry Lai tidak menunjukkan empati terhadap karyawan tersebut, bahkan tetap memaksa karyawan untuk bekerja meskipun dalam suasana berkabung. Ia tidak menerima alasan pribadi apa pun yang mempengaruhi pekerjaan.

Selain melakukan penyiksaan secara fisik dan verbal, Cherry Lai juga sering memberikan tugas tak masuk akal kepada karyawannya hingga melakukan pemerasan. Ia bahkan mendesak karyawannya untuk mengajukan kartu kredit agar bisa membelikan barang-barang untuknya.

Menurut informasi yang beredar, dugaan kekerasan yang dilakukan oleh Cherry Lai tidak hanya menimpa satu orang, melainkan semua mantan karyawannya.

Baca Juga: Korban Kekerasan Oleh Cherry Lai Melapor ke Komnas Perempuan, Dinas Tenaga Kerja Diminta Ikut Terlibat

Kasus ini telah menimbulkan kecaman luas dari publik, yang mendesak pihak berwenang untuk segera menyelidiki dan menanganinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI