Zamakhsyari Dhofier, seorang peneliti, mengatakan, panggilan gus ditujukan untuk putra atau menantu lelaki kiai. Panggilan gus merupakan kependekan dari kata agus yang berasal dari kata bagus.
Gus diharapkan menjadi penerus kiai, maka ia diperlakukan khusus. Salah satu perlakuan khusus adalah dengan memberi gelar sapaan khusus, yaitu Gus.
Menurut Sastrawan Jawa, Poerwadarminta, kata bagus diartikan sebagai sesebutane bocah (wong) lanang sing rada duwur pangkate atau sebutan bagi anak (orang) lelaki yang memiliki kedudukan tinggi.
Panggilan ini sering digunakan untuk memanggil anak bangsawan di Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa ada penghormatan khusus bagi putra kiai di pesantren.