3. Jangan saling menjelekkan di depan anak
Pasca bercerai, usahakan untuk tidak saling menjelekkan satu sama lain di depan anak. Sebab, meski menjadi pasangan buruk dalam sebuah hubungan, namun tidak mentup kemungkinan akan menjadi orangtua yang baik untuk anak.
Menurut seorang psikolog, tindakan menjelekkan salah satu orang tuanya di depan anak dapat mengganggu psikisnya.
Dampak buruk yang akan terjadi adalah anak akan membenci orang tuanya, bahkan dirinya sendiri.
4. Luangkan waktu untuk anak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pasca perceraian orang tua, anak akan mengalami kondisi emosi yang tidak stabil.
Mereka akan mudah marah, terpukul, bahkan depresi. Tak hanya itu, banyak dari mereka juga akan menghabiskan waktu sendiri hanya untuk meratapi nasib mereka.
Oleh karenanya, jangan pernah biarkan anak larut dalam kesendiriannya. Luangkan waktu untuk bisa bersama mereka.
Beri anak perhatian dan kasih sayang lebih sehingga mereka tidak akan merasa sendiri.
5. Konsultasikan dengan ahli kesehatan mental
Langkah terakhir untuk mengatasi trauma anak usai perceraian orang tua adalah bawa anak untuk berkonsultasi kepada ahli kesehatan mental alias psikolog.
Cara ini bisa dilakukan jika memang anak sudah memiliki trauma begitu berat dan orang tua sudah tidak mampu mengatasinya sendiri.
Psikolog dapat membantu anak-anak mengatasi perasaan dan emosional meereka. Selain itu, mereka juga bisa memberikan dukungan penuh agar anak bisa keluar dari rasa trauma yang dialami.
Kontributor : Damayanti Kahyangan