Industri fast fashion seringkali menggunakan kulit hewan seperti ular, buaya, dan macan untuk membuat produk-produk mewah. Permintaan yang tinggi terhadap produk-produk berbahan kulit hewan ini mendorong perburuan liar dan perdagangan ilegal satwa liar. Hal ini mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies hewan dan menyebabkan penurunan populasi mereka di alam liar.
4. Penggunaan Zat Kimia Berbahaya
Proses pengolahan kulit hewan menjadi bahan baku untuk produk fashion melibatkan penggunaan berbagai macam zat kimia berbahaya. Zat-zat kimia ini tidak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan hewan dan manusia.
5. Dorong Sifat Konsumtif Manusia
Fast fashion mendorong gaya hidup konsumtif yang tidak berkelanjutan. Konsumen cenderung lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas, sehingga menghasilkan tumpukan pakaian yang tidak terpakai di lemari.
Hal tersebut terjadi karena fast fashion menciptakan siklus di mana konsumen terus membeli pakaian baru untuk mengikuti tren terbaru. Hal ini menyebabkan pakaian yang masih layak pakai justru dibuang dan digantikan dengan yang baru. Siklus ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga dompet konsumen.
Kontributor : Trias Rohmadoni