Hanya saja, tradisi meletakkan Al-Qur'an di atas kepala saat bersumpah tidak memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam. Menurut Buya Yahya, tradisi ini lebih bertujuan untuk memberikan tekanan psikologis pada orang yang bersumpah agar lebih berhati-hati.
"Adapun meletakkan Al-Qur'an di atas kepala nggak tahu dari mana sumbernya, cuma maknanya adalah memberatkan orang yang bersumpah itu," jelasnya.
"Meletakkan Al-Qur'an di atas kepala untuk sumpah bukanlah sesuatu yang terlarang asalkan dia punya wudhu, sumpahnya tetap dengan nama Allah 'Aku tidak melakukan ini...'" sambungnya.
"Al-Qur'an diletakkan di atas kepala untuk memberatkan, makanya sumpah itu kan kadang-kadang di tempat yang berwibawa seperti di masjid setelah salat Ashar," imbuhnya.
"Tapi urusan meletakkan Al-Qur'an di atas kepala itu gak ada hubungannya dengan sumpah karena namanya memberatkan, bukan sesuatu yang terlarang jadi memberatkan saja agar orang semakin berhati-hati," ujarnya.
Selain itu Buya Yahya menekankan pentingnya untuk tidak sembarangan bersumpah, meskipun dalam kebenaran. Terlalu sering bersumpah dapat mengurangi kepercayaan orang lain.
"Berat, makanya jangan gampang bersumpah, biarpun benar pun kita tidak perlu bersumpah," tegasnya.
"Jangan royal sumpah, sering sumpah bisa jadi hilang kepercayaan seseorang, omongan jangan selalu dibarengi sumpah, kalau omongan gak dibarengi sumpah maka orang tidak percaya lagi," sambungnya.
Baca Juga: Baim Wong Lulusan Mana? Dikritik usai Posting Video Anak Nangis Ketemu Paula Verhoeven
"Jadi jangan kebiasaan bersumpah, biarpun benar, tidak diimbau untuk banyak sumpah," tandasnya.