Suara.com - Cerita Nunung mengenai usaha warung makan miliknya mendadak sepi menuai sorotan. Usaha itu berupa warung makan dengan nama Songoseng yang berlokasi di Solo.
Beberapa bulan setelah dibuka pada November 2024 silam, usahanya kuliner Nunung ramai diburu pembeli. Bahkan mampu meraih omzet hingga jutaan rupiah.
"Padahal sebulan, dua bulan, tiga bulan itu sehari bisa (dapat omzet) Rp9 juta, 8 juta. Nasi itu sehari bisa 28 kilo, 25 kilo, sekarang mulai agak sepi, 5 kilo aja nggak habis," ujar Nunung dikutip dari Rans Entertainment.
Namun kondisinya sekarang bak berbanding terbalik. Padahal Nunung merasa menu, harga makanan yang ditawarkan tak berubah, justru makin banyak pilihanya.
Muncul dugaan sepinya usaha Nunung karena diganggu orang karena ditemukan tanah kuburan dan pocong-pocongan. Istri Iyan Sambiran pun dibuat bertanya-tanya dan hanya bisa berharap usahanya pulih.
"Ngedropnya kayak nggak wajar gitu," celetuk Nunung.

Dalam kesempatan lain, ulama kharismatik Buya Hamka sempat mengungkapkan pendapatnya mengenai penglaris usaha yang benar. Buya menekankan agar menghindari hal-hal berbau mistis. Sebab hal itu bisa mengarah pada perbuatan syirik, sehingga rezeki yang didapat tidak berkah.
"Kalau penglaris berkaitan dengan dunia perdukunan, maka Anda ditipu setan, akan terjerumus, kalaupun jadi rezeki tidak berkah. Bahkan itu bisa jadi rezeki yang menjadikan anak setengah setan, durhaka, semuanya tidak baik karena caranya haram," papar Buya Yahya dilihat dari YouTube Al Bahjah, Kamis (14/3/2025).
Beda halnya jika penglaris yang dimaksud adalah meminta doa kepada ulama. Menurut Buya Yahya, hal itu sah-sah saja.
Baca Juga: Restoran Nunung di Solo Mendadak Sepi Pengunjung: Ngedrop-nya Kayak Gak Wajar
"Tapi kalau penglaris maknanya doa, minta didoain ulama dan sebagaimanya, itu juga namanya penglaris. Itu sah, berdoa meminta petunjuk kepada ulama," tukas Buya Yahya.