Gaya Times New Roman akhirnya muncul di berbagai surat kabar, termasuk di berbagai buku dan karya tulis ilmiah.
Font ini juga menjadi gaya tulisan yang baku dipakai oleh berbagai instansi pendidikan di Tanah Air seperti di tugas akhir atau jurnal ilmiah.
Kendati populer dipakai di surat kabar sejak tahun 1931, font ini muncul dan dipakai di komputer pribadi melalui Windows seri 3.1 dan seterusnya yang rilis pada tahun 1991.
Berkaca dari penggunaan Times New Roman di komputer, tak heran jika sosok ahli forensik digital tersebut mengklaim bahwa ijazah Jokowi palsu.
Namun, apa yang dinarasikan oleh si ahli forensik digital tersebut tak bisa seutuhnya diterima sebagai fakta.
Sebab, font serupa seperti Times New Roman telah muncul jauh sebelum Windows 3.1 dirilis dan telah dipakai oleh berbagai instansi untuk menulis dokumen resmi seperti ijazah.
Muncul beberapa font serupa yang digunakan sebelum Times New Roman dirilis di Windows, yakni ada font Linotype yang juga memiliki gaya serupa seperti Times New Roman.
Baik Linotype dan Times New Roman mengangkat gaya tulisan serif yang bernuansa klasik sehingga tampak tak jauh berbeda.
Klarifikasi UGM Soal Tuduhan Ijazah dan Skripsi Palsu Joko Widodo
Baca Juga: Sejarah Nuzulul Quran, Kisah Seputar Turunnya Wahyu Pertama
Baru-baru ini, media sosial kembali dihebohkan dengan munculnya seorang mantan dosen dari Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar yang menyangsikan keaslian ijazah dan skripsi dari Presiden RI ke-7 Ir. Joko Widodo sebagai lulusan UGM. Alasannya, lembar pengesahan dan sampul skripsi menggunakan font time new roman yang menurutnya belum ada di era tahun 1980-an hingga 1990-an. Klaim sepihak dari Rismon ini membuat polemik dan perdebatan di kalangan warga net. Banyak yang menyangsikan informasi yang disampaikan, namun tidak sedikit yang pula percaya akan narasi yang ia sampaikan yang dibalut dengan analisis forensik digital.