Sebagai pemimpin kesultanan, SMB IV memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga warisan budaya Palembang. Ia aktif dalam berbagai organisasi kebudayaan dan hukum, termasuk sebagai pembina di Ikatan Guru Sejarah Indonesia (IGSI).
Perannya tidak hanya sebatas menjaga adat istiadat, tetapi juga memastikan bahwa Palembang tetap dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan sosial.
Insiden rendang yang terjadi dengan Willie Salim mungkin hanya satu dari sekian banyak tantangan yang dihadapi SMB IV sebagai Sultan. Namun, reaksinya menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang tidak ragu untuk mengambil tindakan demi menjaga martabat dan budaya daerahnya.