Suara.com - Masjid Raya Al Jabbar yang diarsiteki oleh Ridwan Kamil belakangan ramai diperbincangkan. Pasalnya masjid megah di kawasan Kota Bandung, Jawa Barat itu diduga dibangun dengan memakai dana pinjaman alias utang.
Isu ini muncul setelah viralnya video Gubernur Jawa Barat 2025-2030, Dedi Mulyadi, saat membahas soal operasional Masjid Al Jabbar. Disebutkan bahwa Masjid Al Jabbar dibangun dengan memakai dana pinjaman dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Masjid Al Jabbar dari dana PEN? Oh jadi Al Jabbar itu dibangun dari dana pinjaman?” tutur Dedi dalam potongan video unggahan akun Instagram @/bandungunfold, dilansir pada Minggu (6/4/2025).
Selain itu, terungkap juga perkiraan biaya pemeliharaan Masjid Al Jabbar yang terhitung fantastis. Mencapai angka Rp42 miliar, akun Instagram @/bandungunfold memperkirakan setidaknya perlu kucuran dana senilai Rp3,5 miliar untuk pemeliharaan masjid itu setiap bulan.
Masjid ini juga disebut-sebut dibangun dengan biaya triliunan Rupiah dan diharapkan dapat menjadi destinasi wisata religi di Jawa Barat. Lantas dengan rincian pembiayaan seperti itu, termasuk soal masjid yang dibangun memakai dana pinjaman, seperti apa ulasan masyarakat terhadap Masjid Al Jabbar?
Dilihat di ulasan Google, rumah ibadah yang berlokasi di Jalan. Cimincrang No. 14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage ini telah mendapatkan 14.910 ulasan dengan nilai total bintang 4.7 dari 5.0. Dengan kata lain, mayoritas masyarakat menunjukkan kepuasan terhadap Masjid Al Jabbar.
Namun sejumlah kritikan juga ditemui di kolom ulasan tersebut. Salah satu fasilitas yang banyak dipermasalahkan warganet adalah toilet hingga tempat wudhu, padahal tempat-tempat ini merupakan hal krusial di sebuah masjid sebab digunakan sebagai tempat bersuci sebelum beribadah.

Misalnya saja di tempat wudhu yang masih kotor hingga ada bekas muntahan. Lalu area wudhu perempuan juga tidak cukup terlindungi sehingga kaum Muslimah dinilai bisa kesulitan untuk bersuci.
“Tempat wudhu difabel ada bekas (maaf) muntah yang sudah kering, seperti tidak pernah dibersihkan. Area wanita (atas dan bawah) tidak steril, laki-laki bisa masuk dan tidak ditertibkan. Area wudhu akhwat bisa terlihat dari luar, sekat di luar kurang menutupi, lebih baik dipasangi pintu atau sejenisnya,” tulis akun Aur***.
Baca Juga: Kini Soroti Utang Masjid Al Jabbar, Dedi Mulyadi Pernah Sindir Ridwan Kamil: Sekolah Amerika, tapi
“Parah sih mesjid segede ini cuma punya 1 toilet aja deket masjid. Udah gitu waktu solat magrib ditutup alasannya ga ada air. Harus nya pengelola tau ya kalo mesjid segede ini punya pengunjung ribuan apalagi di weekend. Toileet itu kebutuhan dasar manusia lo.. gila aja kalo sampe ga terpenuhi,” kritik An***.