3. Manfaatkan Program Bantuan Pemerintah
Jika termasuk dalam kategori keluarga berpenghasilan rendah, manfaatkan bantuan sosial yang tersedia, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH), dan BPJS Kesehatan PBI.
Bantuan semacam ini sangat meringankan beban biaya pendidikan dan kesehatan. Pastikan data keluarga sudah terdaftar dan diperbarui di kantor desa atau kelurahan agar tidak terlewat.
4. Masak Sendiri dan Belanja Cerdas
Biaya makan adalah salah satu pos terbesar. Memasak sendiri jauh lebih hemat dibandingkan membeli makanan jadi.
Selain itu, biasakan belanja mingguan di pasar tradisional yang cenderung lebih murah daripada swalayan.
Beli bahan dalam jumlah besar untuk kebutuhan harian seperti beras, telur, dan sayur mayur yang tahan lama.
5. Cari Penghasilan Tambahan Sesuai Kemampuan
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk mencari tambahan pendapatan.
Baca Juga: Tak Respons WA Dedi Mulyadi, Lucky Hakim Terancam Diberhentikan Sementara usai Liburan Tanpa Izin
Misalnya, ibu rumah tangga bisa membuat jajanan atau kue dan dijual ke tetangga atau dititipkan di warung.
Ayah bisa menjadi driver ojek online di luar jam kerja. Bahkan anak-anak remaja bisa diajarkan berjualan online barang-barang bekas layak pakai. Di era digital seperti sekarang, peluang usaha kecil bisa dimulai dari rumah.
6. Manfaatkan Barang Bekas dan Warisan Keluarga
Tak perlu selalu beli barang baru. Gunakan baju, tas, atau perlengkapan sekolah bekas dari kakak untuk adik-adiknya.
Selain hemat, ini juga mengajarkan anak untuk tidak konsumtif. Jika ada lahan kecil di rumah, manfaatkan untuk menanam cabai, tomat, atau sayuran lain agar bisa mengurangi pengeluaran dapur.