Ketua APPMI Akui Laju Ekonomi Indonesia Lemah, Industri Fashion Terdampak?

Jum'at, 18 April 2025 | 20:01 WIB
Ketua APPMI Akui Laju Ekonomi Indonesia Lemah, Industri Fashion Terdampak?
Ramadan Runway 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan (Dok.Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengakui lambatnya laju ekonomi Indonesia. Kondisi ini bisa terlihat dari turunnya omzet pameran fashion Ramadan Runway yang berlangsung pada 19 Maret hingga 13 April 2025.

Perempuan yang juga pengusaha sekaligus desainer itu mengaku bersyukur, industri fashion Tanah Air Indonesia sudah memiliki penggemar setia. Sehingga kata Poppy, meskipun ekonomi melemah namun minat masyarakat membeli produk karya anak bangsa cukup tinggi.

"Saya senang sekali. Ternyata penuh membludak. Salut kepada para pengunjung ternyata membawa dampak positif bagi banyak orang di tengah kondisi ekonomi sedang melambat. Bagi para pencinta fashion terima kasih telah membeli produk karya anak negeri karena membuat mereka menjadi semakin kuat dan memberi dampak bagi ekonomi Indonesia," ujar Poppy dalam acara Closing Ceremony Ramadan Runway 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu (13/4/2025).

Ketua Penyelenggara Ramadan Runway 2025 sekaligus Desainer, Dana Duriyatna membenarkan adanya penurunan omzet pameran dari tahun sebelumnya. Namun menurutnya penurunan tersebut angkanya tidak terlalu signifikan.

Potret Poppy Dharsono, istri siri mendiang Moerdiono (Instagram/poppydharsono)
Potret Poppy Dharsono. (Instagram/poppydharsono)

"Meski terjadi penurunan dari tahun sebelumnya tetapi tidak signifikan. Apresiasi besar terhadap para pencinta fashion enthusiast dalam mendukung modest fashion lokal. Besar harapan kami di tahun depan bisa meningkat,” kata Dana.

Adapun pameran ini berhasil mendatangkan omzet sebesar Rp8,1 miliar. Omzet ini didapatkan dari 60 peserta pameran busana karya desainer dan UMKM lokal yang terlibat sampai akhirnya mampu membuat roda ekonomi tetap berputar, serta membuat ekosistem modest fashion Tanah Air tetap hidup.

Beberapa nama besar desainer Indonesia yang terlibat dalam acara dengan tema Night in Egypt bernuansa Timur Tengah ini yaitu Poppy Dharsono, Nieta Hidayani, Honok, Koyko, Melookmel, dan Agnes Linggar Budhisurya.

Di sisi lain, ada beberapa sebab industri fashion lokal punya peran krusial dalam menggerakan roda perekonomian Indonesia. Ini karena industri fashion termasuk dalam industri kreatif, sehingga jika fashion lokal penjualannya naik maka mulai dari desainer, penjahit, pengrajin kain berdaya dan mengurangi pengangguran.

Apalagi Kementerian Perindustrian Ri pernah menyoroti peran industri tekstil dan pakaian sebagai salah satu sektor padat karya yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja. Tak main-main pada 2015, industri fashion disebut menyerap 3,38 juta tenaga kerja di 1 juta unit usaha.

Baca Juga: Dari Street Style hingga Party Look, Ini 4 Inspirasi OOTD ala Yeji ITZY

Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2017 mencatat industri fashion menyumbang 17,68 persen PDB (Pendapatan Domestik Bruto) ekonomi kreatif Indonesia, dan jadi penyumbang terbesar kedua setelah kuliner. Data lain pada 2019 menunjukkan, ekspor tekstil dan pakaian mencapai USD 10,84 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI