Prosedur Konklaf Pemilihan Paus: Kardinal Suharyo Jadi Kandidat Pemimpin Gereja Katolik

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 30 April 2025 | 18:30 WIB
Prosedur Konklaf Pemilihan Paus: Kardinal Suharyo Jadi Kandidat Pemimpin Gereja Katolik
Kardinal Ignatius Suharyo (dok. Keuskupan Agung Semarang)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah wafatnya Paus Francis pada 21 April 2025, Gereja Katolik memasuki masa sede vacante, yaitu periode ketika Takhta Suci kosong. Dalam masa ini, Gereja Katolik memulai proses konklaf untuk memilih paus baru, sesuai dengan tradisi dan hukum kanonik yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Surhayo menjadi kandidat pengganti Paus Fransiskus dari Indonesia. Ini setelah Kardinal Surharyo masuk menjadi peserta konflaf, serta akan mengikuti prosedur sakral pemilihan pemimpin Gereja Katolik.

Menyadur Catholic News Agency, berikut ini prosedur konklaf pemilihan Paus baru pengganti Paus Fransiskus.

Siapa yang berhak memilih Paus?

Pemilihan Paus hanya bisa dilakukan oleh para kardinal dari penjuru dunia. Syaratnya, para kardinal harus berusia di bawah 80 tahun untuk memilih Paus baru.

Selain memilih, para kardinal tersebut juga secara otomatis menjadi kandidat Paus ketika mengikuti konklaf. Nama mereka berpeluang terpilih sebagai pemimpin Vatikan dalam konflaf.

Saat ini, terdapat 134 kardinal yang memenuhi kriteria tersebut. Mereka dikenal sebagai kardinal elektor dan bertanggung jawab penuh dalam proses pemilihan ini.

Apa saja persiapan menuju konklaf?

Konklaf baru dapat digelar setelah Novendiales, atau masa berkabung selama 9 hari atas kematian Paus Fransiskus. Begitu masa berkabung selesai, para kardinal berkumpul di Vatikan untuk memulai persiapan konklaf.

Baca Juga: Berapa Gaji Paus Fransiskus? Semuanya untuk Amal, Tinggalkan Kekayaan Sederhana Rp1,6 Juta

Mereka mengadakan pertemuan umum yang disebut kongregasi umum, di mana mereka membahas situasi Gereja saat ini dan tantangan yang dihadapi. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan bagi para kardinal untuk saling mengenal lebih dekat, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mengikuti konklaf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI