Bacaan Doa Hardiknas 2025 untuk Upacara Bendera: Menyelami Keteladanan Ki Hadjar Dewantara

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 02 Mei 2025 | 06:10 WIB
Bacaan Doa Hardiknas 2025 untuk Upacara Bendera: Menyelami Keteladanan Ki Hadjar Dewantara
Hari Pendidikan Nasional 2025 - Doa Hardiknas 2025. (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mengapa 2 Mei Diperingati Sebagai Hari Pendidikan Nasional?

Hardiknas bukan sekadar seremonial tahunan. Peringatan ini menjadi momen untuk mengenang sosok Ki Hadjar Dewantara, tokoh besar yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Melalui semangat dan gagasannya, Ki Hadjar membuka jalan bagi pendidikan yang lebih merata dan berpihak kepada rakyat jelata—di masa ketika sekolah hanya milik kaum elite dan penjajah.

Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hadjar Dewantara tak hanya dikenal karena kepeduliannya terhadap pendidikan, tapi juga karena keberaniannya melawan ketidakadilan di masa penjajahan Belanda. Ia bersama dua tokoh lain—Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo—mendirikan organisasi Indische Partij, yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur pemikiran dan pendidikan.

Akibat tulisannya yang tajam dan kritis terhadap pemerintah kolonial, ia sempat diasingkan ke Belanda. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya. Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar justru semakin giat memperjuangkan pendidikan untuk semua kalangan.

Puncaknya, pada 3 Juli 1922, ia mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sekolah ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga simbol perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial. Di sinilah benih pendidikan nasionalis mulai tumbuh—sebuah pendidikan yang tidak hanya mengajar, tapi juga membentuk karakter bangsa.

Tanggal 2 Mei dipilih sebagai Hari Pendidikan Nasional karena bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara: 2 Mei 1889. Melalui penetapan ini, bangsa Indonesia ingin terus mengingat warisan perjuangan beliau—bahwa pendidikan adalah hak setiap anak negeri, bukan hanya milik segelintir orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI