5. Menghindari Konflik
Untuk mengatasi gejolak emosional dari monolog batin atau trauma yang belum terselesaikan, bukan hal yang aneh bagi pria untuk menghindari konflik dalam hubungan mereka. Entah itu semakin menghindar dari konflik di tempat kerja atau menyelesaikan argumen dengan pasangan.
Pria yang sedang berjuang secara emosional cenderung lebih memilih untuk menolak bantuan dari orang lain dan berusaha menyelesaikan semuanya sendiri karena mereka merasa harus selalu kuat dan mandiri.
6. Pakai Humor untuk Menutupi Masalah
Meskipun humor dapat bermanfaat untuk meredakan percakapan yang menegangkan dan memediasi ketegangan selama interaksi emosional, ada waktu dan tempat untuk menggunakan lelucon.
Ketika seseorang terlalu bergantung pada lelucon, terutama yang merugikan diri sendiri untuk menghindari emosi, kemungkinan besar mereka sedang menghadapi kekacauan emosional yang mendalam.
7. Rutinitas Harian Berubah Drastis
Mulai dari perubahan pola tidur, perubahan pola makan atau selera makan, atau bahkan menghindari hal-hal yang sebelumnya disenangi seperti hobi dan minat, perubahan drastis pada rutinitas harian merupakan salah satu tanda pria yang mengaku baik-baik saja, tetapi sebenarnya sedang hancur secara emosional.
8. Produktivitas Menurun
Baca Juga: 11 Batasan yang Menunjukkan Pasangan Benar-Benar Sayang, Bisa Ditiru!
Menurut Smitha Bhandari, seorang psikiater, stres dan kekacauan emosional bisa menyebabkan perubahan produktivitas. Tentu saja, beban kerja yang besar, kelelahan, atau tanggung jawab yang sangat besar dapat menyebabkan perasaan hancur secara emosional, tetapi itu juga bisa menjadi gejala dari masalah yang sudah umum terjadi.
Jika seorang pria mulai mengalami kecemasan, atau gejolak emosi, mereka cenderung tidak tidak antusias untuk berprestasi di tempat kerja atau dalam hubungan bersama pasangan. Ini adalah salah satu tanda paling umum dari seorang pria yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja, tetapi sebenarnya sedang hancur.