Suara.com - Denny Sumargo kini turut mendalami serial Bidaah garapan sineas Malaysia yang ternyata terinspirasi dari cerita nyata. Apa yang dilakukan Denny Sumargo tersebut bukan tanpa alasan. Salah satu karakter Walid yang ada di serial tersebut sukses membuat para penonton bergidik ketakutan dengan muslihatnya hingga Walid menjadi fenomena trending.
Tokoh Walid ternyata mengambil inspirasi dari seorang pemuka sekte yang sungguh-sungguh ada di dunia nyata. Adapun melalui podcast atau siniar yang ia bawakan, Denny menghadirkan 'murid Walid' alias salah seorang mantan pengikut dari sekte sesat tersebut.
Si mantan murid yang datang dengan identitas anonim tersebut blak-blakan mengungkap segudang fakta mengerikan tentang sekte yang pernah ia ikuti.
Simak kengerian sekte 'Walid' yang diungkap mantan murid itu.
Berawal dari perkumpulan jemaah: Pendirinya 7 orang
Denny turut mengundang sosok mantan murid Walid bernama Satria yang datang dengan wajah penuh penutup muka dan kacamata hitam.
Ia memakai nama samaran 'Satria' untuk menghindari dikenal publik dan bisa nyaman membeberkan seluruh 'dosa-dosa' dalam sekte sesat itu.
Sekte sesat yang pernah Satria ikuti berpusat di Malaysia. Sekte tersebut berawal dari perkumpulan jemaah yang didirikan oleh 7 orang sejak 1968.
Baca Juga: Respons Produser Bidaah Soal Karakter Walid yang Viral di Indonesia
"Kalau saya bicara sejarahnya, sekte ini atau jemaah ini sudah ada dari tahun 1968. Saat itu didirikan oleh orang-orang yang mendapat julukan A, yakni panggilan ayah dalam bahasa Arab, berjumlah tujuh orang," beber Satria dalam podcast yang tayang pada Senin (5/5/2025) itu.
Salah satu petingginya orang besar dari Indonesia
Satria mengungkap bahwa memang sekte tersebut berawal dari sebuah pondok pengajaran agama yang di Indonesia dikenal sebagai pondok pesantren.
Namun di Malaysia, wadah pembinaan agama tersebut dikenal cukup dengan istilah pondok.
"Maaf itu pondok pesantren atau gimana?," tanya Denny Sumargo.
"Awalnya memang pondok pesantren. Kalau di Malaysia dikenal dengan istilah pondok aja," jawab Satria.
Satria sontak menyebut bahwa ada keterlibatan orang terkenal dari Indonesia yang terlibat dalam pendirian pondok pesantren tersebut.
Sayangnya, Satria enggan membeberkan siapa sosok orang Indonesia itu. Adapun yang jelas, Satria hanya merinci daerah asal sosok itu yakni Sumatera.
"Kemudian datang seorang keturunan Indonesia yang tak saya sebutkan siapa. Tapi yang jelas dia orang besar di Sumatera," lanjut Satria.
Sosok dari Indonesia bantu pimpinan sekte naik daun
Sosok orang dengan keturunan Indonesia tersebut juga ambil andil dalam memperkuat salah satu petinggi sekte.
Satria membandingkan petinggi sekte tersebut seperti Walid di serial Bidaah karena memegang kendali yang besar dalam pondok yang berakhir menjadi sekte itu.
"Dia (orang dari Sumatera) punya visi besar untuk membuat orang di pondok itu, yang kita sebut dalam series B sebagai W untuk terkenal," papar Satria.
Tak berhenti di situ, sosok tokoh tersebut juga membantu sang petinggi pondok untuk mengembangkan infrastruktur seperti pabrik untuk menjamin kehalalan makanan di pondok.
Satria mulai cium kecurigaan: Ajaran sosok A diselewengkan
Tokoh A yang mempelopori jemaah tersebut sebenarnya memperkenalkan ajaran Islam yang sesuai dengan syariat.
Jemaah yang diikuti Satria juga sebenarnya berupa jemaah zikir. Satria telah bergabung dalam jemaah tersebut sejak 2001.
"Kami sebenarnya berupa jemaah zikir. Awalnya seperti itu. Saya bergabung pada tahun 2001 atas permintaan orang tua saya," beber Satria.
Tokoh A akhirnya sempat ditangkap karena tuduhan membuat negara dalam negara dan juga disiksa. Satria membeberkan bahwa setelah A mengalami sakit dan disiksa, pondok tersebut diambil alih kepemimpinannya oleh para bawahan.
Melalui para bawahan tersebut, ajaran-ajaran menyimpang akhirnya muncul.
Terjadi pesta seks di tengah jemaah
Salah satu bentuk penyelewengan dari bawahan A adalah pesta seks yang terjadi di tengah jemaah.
Satria blak-blakan mengungkap para oknum petinggi berusaha memperkenalkan ajaran agama tentang seksualitas dengan kedok 'pesta seks.'
"Ada seks bebas gitu?" tanya Denny Sumargo.
"Ada bahkan man-to-man (pria dengan pria) dan girl-to-girl (wanita dengan wanita). Party-nya dibuat seakan-akan edukasi agama," jawab Satria yang sontak membuat Denny terkejut.
Para 'istri' dipaksa menari erotis
Terjadi juga pernikahan antara para anggota jemaah yang disertai berbagai tindakan vulgar.
Satria menyaksikan bahwa ada forum vulgar yang memuat adegan striptis bagi para 'istri' atau jemaah perempuan yang dinikahkan ke para jemaah laki-laki.
"Jadi istri harus striptis di depan suami. Misalkan saya sudah dinikahkan, istrinya (diajarkan) harus lebih hot di depan suaminya. Awalnya hanya untuk kalangan tertentu tapi akhirnya berubah menjadi forum," beber Satria.
Satria ungkap rayuan masuk sekte: Ada iming-iming jadi pasukan Imam Mahdi
Tiba saatnya Satria mengungkap bagaimana sekte tersebut bisa 'mencuci otak' para calon anggota untuk melakukan tindakan seperti poligami dan adegan seks yang jauh dari agama tersebut.
Beberapa oknum pimpinan sekte tersebut menggunakan iming-iming menjadi pasukan Imam Mahdi di akhir zaman ketika mengikuti ajaran sekte.
"Fantasi yang dibuat tentang kalian akan menjadi penyelamat akhir jaman. Kalian akan menjadi pasukan Imam Mahdi," jelas Satria.
Satria akhirnya menyadari bahwa iming-iming tersebut hanya untuk mencari calon anggota sekaligus mengambil keuntungan finansial dari anggota baru yang masuk.
Akhirnya, Satria keluar dan kabur dari sekte tersebut setelah bertahun-tahun tertahan dan menyaksikan segudang ajaran sesat.
Kontributor : Armand Ilham