Suara.com - Berhutang dalam agama Islam bukan hal yang tabu, bahkan dalam kondisi mendesak, bisa menjadi jalan keluar. Namun dalam Islam, ada adab dan etika yang perlu dijaga agar hutang tidak menjadi sumber dosa atau konflik.
Ustadz Armen Halim Naro Lc melalui laman Almanhaj menuliskan setidaknya ada 10 etika berhutang yang perlu dipahami oleh umat Muslim.
Yuk, pahami 10 etika berhutang yang penting menurut ajaran Islam berikut ini!
1. Hutang Tidak Boleh Diberi dengan Harapan Untung
Islam melarang pemberi hutang mengambil keuntungan dari pinjaman yang ia berikan. Jika seseorang meminjamkan uang lalu mensyaratkan pengembalian dengan tambahan, itu termasuk riba. Tambahan hanya boleh diberikan atas inisiatif si peminjam, sebagai bentuk rasa terima kasih—bukan kewajiban.
2. Balas Kebaikan dengan Kebaikan
Jika seseorang sudah berbaik hati meminjamkan uang, maka kita juga sebaiknya membalasnya dengan cara yang baik. Misalnya, membayar tepat waktu, atau bahkan menambah sedikit sebagai bentuk penghargaan.
Nabi Muhammad SAW sendiri mencontohkan hal ini dengan membayar utangnya dengan kualitas barang yang lebih baik dari yang dipinjam.
3. Niat yang Baik Itu Kunci
Baca Juga: CEK FAKTA: OJK Resmi Putihkan Utang Pinjol Galbay Mulai 1 Mei 2025, Benarkah?
Berhutang dengan niat menipu atau tidak ingin membayar adalah dosa. Sebaliknya, siapa yang berhutang dengan niat sungguh-sungguh untuk melunasi, maka Allah akan membantunya.
“Siapa yang berhutang dengan niat melunasi, Allah akan bantu membayarnya. Tapi siapa yang ingin menghabiskannya, Allah akan membinasakannya.” – HR. Bukhari
4. Hindari Praktik Hutang yang Terselubung Jual Beli
Misalnya, meminjamkan uang dengan syarat si peminjam harus membeli barang dari pemberi hutang dengan harga tinggi. Praktik seperti ini bisa menjerumuskan pada riba terselubung dan dilarang dalam Islam.
5. Wajib Membayar Hutang
Hutang adalah amanah yang harus ditunaikan. Menunda membayar padahal mampu termasuk kezaliman dan bisa berujung dosa besar.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.”
6. Jika Sulit Bayar, Jangan Diam-Diam
Ketika menghadapi kesulitan finansial, sebaiknya komunikasikan dengan si pemberi hutang. Jangan malah menghindar. Kejujuran bisa memperpanjang kesabaran, sementara menghilang justru memicu permusuhan.
7. Berhutang Harus Jadi Pilihan Terakhir
Sebelum memutuskan berhutang, pastikan sudah mencoba solusi lain terlebih dahulu. Jangan menjadikan hutang sebagai kebiasaan atau gaya hidup. Gunakan hanya saat benar-benar butuh.
8. Kelola Uang dengan Bijak
Uang pinjaman adalah amanah. Gunakan sesuai keperluan dan hindari pemborosan. Rasulullah SAW bersabda, “Tangan bertanggung jawab atas apa yang diambil, sampai ia mengembalikannya.”
9. Pelimpahan Hutang Itu Sah, Asal Disetujui
Kalau kamu tidak mampu bayar hutang dan ada orang lain yang bersedia mengambil alih, maka pemberi hutang harus menghormati pelimpahan itu. Ini bagian dari solusi Islami yang bisa membantu kedua belah pihak.
10. Boleh Meminta Keringanan atau Syafaat
Dalam kondisi terjepit, Islam membolehkan peminjam untuk meminta keringanan cicilan atau bantuan perantara agar bisa meringankan beban. Selama dilakukan dengan jujur dan adab yang baik, ini bukan aib.
Doa Pelunas Utang
Terdapat beberapa doa pelunas utang yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW. Salah satu doa yang sangat terkenal dan banyak diamalkan adalah sebagai berikut:
اللّهُمّ اكْفِنِي بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal agar aku tidak bergantung pada yang haram. Dan kayakanlah aku dengan anugerah-Mu, sehingga aku tidak membutuhkan selain Engkau", (HR Tirmidzi).
Doa ini mengajarkan kita untuk memohon rezeki yang halal dan keberkahan yang mencukupi, sehingga tidak tergoda mencari jalan keluar dari utang melalui cara-cara yang dilarang.
Selain itu, ada juga doa lain yang lebih spesifik untuk memohon pelunasan utang, yang diajarkan langsung oleh Rasulullah kepada sahabatnya. Doa tersebut berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan tekanan orang lain", (HR Abu Daud dan Bukhari).
Doa ini mencakup permohonan perlindungan dari berbagai kondisi yang sering menyertai seseorang yang sedang dililit utang: stres, ketakutan, dan tekanan sosial.