Ledakan TPA Leuwigajah 2005 Jadi Motivasi Nasabah PNM Mekaar

Galih Prasetyo Suara.Com
Jum'at, 09 Mei 2025 | 22:53 WIB
Ledakan TPA Leuwigajah 2005 Jadi Motivasi Nasabah PNM Mekaar
TPA Leuwigajah 2005 Jadi Motivasi Peraih Penghargaan Mata Lokal Award 2025 [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan dukungan dari PNM, Ema mulai membudidayakan larva Black Soldier Fly atau yang dikenal dengan sebutan maggot untuk mengolah sampah organik.

Inisiatif Ema pun memberikan dampak positif tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tetapi juga lingkungan dan sejalan dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh PBB.

Para pemenang penghargaan telah melewati kurasi penilaian yang berpegang pada nilai keberlanjutan oleh deretan juri dari berbagai latar belakang profesional dan kredibel di bidangnya, yaitu Dian Gemiano (CMO of KG Media), Rika Anggraini (Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI), Lembu Wiworo Jati (Executive Creative Director di Future Creative Network-Finch), dan Defri Dwipaputra (Executive Creative Director of Dentsu Creative).

Ledakan TPA Leuwigajah

Bagi warga Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, peristiwa 16 tahun silam akan sulit dihapuskan dari ingatan.

Kala itu tepatnya 21 Februari 2005 ketika warga tengah tertidur pulas tiba-tiba gunungan sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah mengubur pemukiman sekitar pukul 02.00 WIB.

Tercatat ada sekitar 157 orang tewas tertimbun gunungan sampah sepanjang 200 meter, dengan ketinggian 60 meter. Pemicunya adalah ledakan gas metan yang disertai hujan deras.

Selain Kampung Adat Cireundeu, periwtia kelam itu juga mengubur Kampung Cilimus dan Kampung Pojok yang berada di area TPA Leuwigajah. Kenangannya hingga kini jelas tak akan terlupakan.

Akumulasi gas metan dari tumpukan sampah meledak, ditambah derasnya hujan membuat gunungan ribuan ton sampah longsor.

Baca Juga: BECAK BABEL Gelar Forum Pelajar Peduli Sampah, Gaungkan Edukasi Lingkungan

Sejak tragedi memilukan tersebut, pemerintah pun menjadikan tanggal 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Selain itu, warga sekitar juga selalu melakukan upacara adat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI