Suara.com - Memasuki bulan Mei 2025, banyak orang yang mulai mencari perhitungan kalender berdasarkan weton Jawa. Bagaimana kalender weton Jawa bulan Mei 2025?
Sampai saat ini, weton memang masih digunakan beberapa orang untuk mencari peruntungan, termasuk menentukan hari pernikahan. Makanya mengetahui kalender Weton Jawa bulan Mei 2025 pasti dibutuhkan orang-orang.
Weton itu sendiri adalah hari lahir seseorang dengan pasarannya, yaitu Pon (Palguna), Wage (Cemengan), Kliwon (Kasih), Legi (Manis), Pahing (Jenar).
Setiap pasaran dinilai memiliki sifatnya sendiri. Kalender Jawa juga memiliki nama bulannya sendiri, yaitu Sura, Sapar, Mulud atau Rabiul Awal, Bakda Mulud, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Selo, dan Besar.
Kalender Weton Jawa bulan Mei 2025
Berikut adalah penanggalan Jawa untuk bulan Mei 2025 ini. Anda bisa menggunakannya sebagai salah satu pertimbangan memulai hal-hal baik.
1 Mei 2025 = Kamis Legi = 3 Selo 1958 / 3 Zulkaidah 1446 H
2 Mei 2025 = Jumat Wage = 4 Selo 1958 / 4 Zulkaidah 1446 H
3 Mei 2025 = Sabtu Kliwon = 5 Selo 1958 / 5 Zulkaidah 1446 H
4 Mei 2025 = Ahad Legi = 6 Selo 1958 / 6 Zulkaidah 1446 H
Baca Juga: Weton Selasa Kliwon Menurut Primbon Jawa: Watak, Rezeki, hingga Jodoh yang Tersembunyi
5 Mei 2025 = Senin Pahing = 7 Selo 1958 / 7 Zulkaidah 1446 H
6 Mei 2025 = Selasa Pon = 8 Selo 1958 / 8 Zulkaidah 1446 H
7 Mei 2025 = Rabu Wage = 9 Selo 1958 / 9 Zulkaidah 1446 H
8 Mei 2025 = Kamis Kliwon = 10 Selo 1958 / 10 Zulkaidah 1446 H
9 Mei 2025 = Jumat Legi = 11 Selo 1958 / 11 Zulkaidah 1446 H
10 Mei 2025 = Sabtu Pahing = 12 Selo 1958 / 12 Zulkaidah 1446 H
11 Mei 2025 = Ahad Pon = 13 Selo 1958 / 13 Zulkaidah 1446 H
12 Mei 2025 = Senin Wage = 14 Selo 1958 / 14 Zulkaidah 1446 H
13 Mei 2025 = Selasa Kliwon = 15 Selo 1958 / 15 Zulkaidah 1446 H
14 Mei 2025 = Rabu Legi = 16 Selo 1958 / 16 Zulkaidah 1446 H
15 Mei 2025 = Kamis Pahing = 17 Selo 1958 / 17 Zulkaidah 1446 H
16 Mei 2025 = Jumat Pon = 18 Selo 1958 / 18 Zulkaidah 1446 H
17 Mei 2025 = Sabtu Wage = 19 Selo 1958 / 19 Zulkaidah 1446 H
18 Mei 2025 = Ahad Kliwon = 20 Selo 1958 / 20 Zulkaidah 1446 H
19 Mei 2025 = Senin Legi = 21 Selo 1958 / 21 Zulkaidah 1446 H
20 Mei 2025 = Selasa Pahing = 22 Selo 1958 / 22 Zulkaidah 1446 H
21 Mei 2025 = Rabu Pon = 23 Selo 1958 / 23 Zulkaidah 1446 H
22 Mei 2025 = Kamis Wage = 24 Selo 1958 / 24 Zulkaidah 1446 H
23 Mei 2025 = Jumat Kliwon = 25 Selo 1958 / 25 Zulkaidah 1446 H
24 Mei 2025 = Sabtu Legi = 26 Selo 1958 / 26 Zulkaidah 1446 H
25 Mei 2025 = Ahad Pahing = 27 Selo 1958 / 27 Zulkaidah 1446 H
26 Mei 2025 = Senin Pon = 28 Selo 1958 / 28 Zulkaidah 1446 H
27 Mei 2025 = Selasa Wage = 29 Selo 1958 / 29 Zulkaidah 1446 H
28 Mei 2025 = Rabu Kliwon = 1 Besar 1958 / 1 Zulhijah 1446 H
29 Mei 2025 = Kamis Legi = 2 Besar 1958 / 2 Zulhijah 1446 H
30 Mei 2025 = Jumat Pahing = 3 Besar 1958 / 3 Zulhijah 1446 H
31 Mei 2025 = Sabtu Pon = 4 Besar 1958 / 4 Zulhijah 1446 H
Tentang Bulan Mei Menurut Kalender Jawa
Mengingat bulan Mei dipenuhi oleh bulan Selo berdasarkan penanggalan Jawa, ada kepercayaan tersendiri bahwa ini bukanlah bulan yang baik untuk menikah.
Pasalnya, Selo itu sendiri memiliki kepanjangan ‘seselane barang olo’ atau tempat barang yang jelek.
Bulan ini terjepit antara Idul Fitri dan Idul Adha sehingga banyak yang percaya bahwa bukanlah waktu yang baik untuk menikah.
Mitos yang beredar membicarakan bahwa rezeki di bulan Selo cenderung tidak lancar dan buruk sehingga sebaiknya dihindari.
Karena penanggalan ini jugalah banyak masyarakat Jawa yang masih menjadikan weton sebagai salah satu cara mencari hari yang baik untuk melakukan berbagai kegiatan penting, seperti menikah atau memulai usaha.
Jika dilihat dari keterangan di atas bisa disimpulkan bahwa bulan Mei 2025 ini bukanlah bulan yang baik.
Meski begitu, perlu diingat bahwa perhitungan dengan kalender Jawa ini hanya salah satu referensi dan sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya cara memperhitungkan hari baik.
Bulan Selo itu sendiri merupakan bulan ke-11 sekaligus menjadi awal bulan Besar, yakni bulan ke-12 dalam kalender Jawa.
Secara umum, kalender Jawa lebih mirip dengan penanggalan Hijriah dibandingkan kalender Masehi karena keduanya masih menggunakan sistem perhitungan berdasarkan peredaran bulan.
Pergantian hari dalam kalender Jawa dimulai saat maghrib atau setelah matahari terbenam, berbeda dengan kalender Masehi yang ganti hari pada tengah malam.
Meski begitu, tak jarang ada perbedaan atau selisih dalam penentuan penanggalan Jawa dan Islam.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri