Wisata Edukatif Ramah Lingkungan untuk Anak: Ada Pengamatan Burung Hingga Bikin Pupuk!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 22 Mei 2025 | 20:54 WIB
Wisata Edukatif Ramah Lingkungan untuk Anak: Ada Pengamatan Burung Hingga Bikin Pupuk!
Greenbelt PIK2: Wisata Edukatif yang Hadirkan Pengalaman Ekologi Langka bagi Anak-anak (Dok. PIK2)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di kawasan pesisir Jakarta Utara, terdapat satu ruang terbuka hijau yang tidak hanya menyediakan area untuk rekreasi, tetapi juga menawarkan pengalaman pendidikan lingkungan secara langsung. 

Greenbelt PIK2 merupakan salah satu kawasan yang dirancang untuk menghadirkan interaksi manusia dengan alam secara aktif. Kawasan ini menjadi lokasi kegiatan edukasi lingkungan yang dikemas melalui berbagai aktivitas praktis bagi anak-anak.

Tempat tersebut juga menjadi tempat beragam spesies tumbuhan dan hewan berkembang. Salah satu kegiatan yang dilakukan di sini adalah pengamatan burung, termasuk jenis-jenis burung pesisir dan burung migrasi yang singgah dalam perjalanannya. 

Habitat alami di Greenbelt PIK2 memungkinkan anak-anak melihat langsung perilaku burung di alam terbuka. Beberapa jenis burung yang diamati berasal dari lintas benua dan menjadikan kawasan ini sebagai titik persinggahan selama musim migrasi.

Aktivitas ini memperkenalkan konsep lintas wilayah geografis dan koneksi ekosistem global. Pengamatan burung dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana.

Greenbelt PIK2: Wisata Edukatif yang Hadirkan Pengalaman Ekologi Langka bagi Anak-anak (Dok. Istimewa)
Greenbelt PIK2: Wisata Edukatif yang Hadirkan Pengalaman Ekologi Langka bagi Anak-anak (Dok. Istimewa)

Mulai dari teropong dan buku panduan lapangan, memungkinkan peserta mengidentifikasi burung berdasarkan bentuk tubuh, warna bulu, hingga kebiasaan terbangnya. Aktivitas ini melatih kemampuan observasi dan memperkaya pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati.

Selain pengamatan burung, anak-anak juga terlibat dalam praktik pembuatan pupuk organik. Bahan baku yang digunakan berasal dari sampah dapur seperti kulit buah, sayuran busuk, dan sisa makanan. 

Proses pembuatan pupuk ini memperkenalkan teknik komposting dasar, termasuk pencampuran bahan hijau dan coklat, pengadukan, serta pengamatan terhadap proses dekomposisi alami. Hasil dari pupuk ini digunakan kembali untuk menyuburkan tanaman di area Greenbelt.

Kegiatan lain yang dilakukan adalah pembuatan Eco Enzym, yaitu cairan hasil fermentasi limbah organik yang dapat digunakan sebagai pembersih ramah lingkungan

Baca Juga: Dibayangi Asap Batu Bara, Transisi Hijau ke Mobil Listrik Jadi Bumerang?

Proses pembuatan Eco Enzym dimulai dari pencampuran kulit buah dengan gula dan air dalam wadah tertutup, kemudian didiamkan selama beberapa minggu hingga terjadi fermentasi. Anak-anak mencatat tahapan waktu dan mengamati perubahan yang terjadi dari hari ke hari.

Kegiatan ini memberikan pemahaman praktis mengenai pengolahan limbah rumah tangga dan aplikasinya untuk kebutuhan sehari-hari.

Proses fermentasi juga memperkenalkan konsep ilmiah seperti mikroorganisme, enzim, dan perubahan kimiawi secara alami tanpa menggunakan bahan sintetis.

Tanaman yang tumbuh di Greenbelt PIK2 dikurasi agar dapat menjadi bagian dari media pembelajaran. Anak-anak diajak mengenal tanaman endemik, tanaman penyerap polusi, dan tanaman pengusir serangga. 

Setiap jenis tanaman diberi papan informasi yang menjelaskan fungsi ekologisnya, nama ilmiah, dan asal habitatnya. Aktivitas ini mendukung pengenalan taksonomi dasar dan manfaat lingkungan dari vegetasi lokal.

Kegiatan pembelajaran dilakukan di ruang terbuka, tidak menggunakan ruang kelas atau papan tulis. Pepohonan besar berfungsi sebagai peneduh, dan area duduk berbahan kayu alami digunakan sebagai tempat diskusi atau praktik. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI