Suara.com - Wukuf di arafah adalah salah satu hal yang membedakan ibadah haji dan umrah. Bagaimana tata cara melakukan wukuf di Arafah dengan benar?
Selain itu apa saja bacaan doa wukuf di Arafah sesuai ajaran Islam agar ibadaha haji semakin sempurna? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji, Wukuf adalah rangkaian yang tidak boleh ditinggalkan.
Apabila wukuf tidak dilakukan, ibadah haji seseorang dianggap tidak sah. Oleh karena itu, penting untuk tahu cara melakukan Wukuf di Arafah dengan benar.
Wukuf itu sendiri adalah hadir dan berada di bagian mana pun di Arafah, boleh dalam keadaan tidur, terjaga, di dalam kendaraan, dan kondisi lain, bahkan bagi jamaah yang sedang haid, nifas, atau junub.
Keutamaan Wukuf didasarkan sebuah hadits dari Abdurrahman bin Ya’mur yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan pada seseorang untuk menyerukan:
"Haji (yang memenuhi syarat) adalah (wukuf di) Arafah. Siapa pun yang datang (di Arafah) pada hari Nahar (sepuluh Dzulhijjah) malam sebelum fajar terbit, ia terhitung sudah melakukan wukuf."
Cara Melakukan Wukuf di Arafah dengan Benar
Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang paling penting dan tidak boleh ditinggalkan. Wukuf ini bisa dilakukan secara berjamaah maupun sendirian.
Selama berada di Arafah, para jamaah dianjurkan untuk memperbanyak zikir, istigfar, berdoa, serta menjalankan berbagai ibadah lainnya.
Baca Juga: Cara Mengecek Porsi Haji Secara Online di Aplikasi dan Website
Untuk melaksanakan wukuf, tidak disyaratkan bagi jamaah untuk berada dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar.
Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan wukuf di Arafah:
1. Setelah menunaikan salat Subuh dan saat matahari mulai terbit, jemaah berangkat menuju Arafah dengan memperbanyak bacaan talbiyah dan takbir.
2. Seluruh area Arafah sah digunakan untuk wukuf. Namun, yang lebih utama adalah jika memungkinkan posisi Jabal Rahmah berada di antara dirinya dan arah kiblat.
3. Penting bagi jemaah untuk memastikan bahwa mereka benar-benar berada di wilayah Arafah, sebab Wadi Uranah bukan termasuk bagian dari Arafah.
4. Pada hari ini, berpuasa hukumnya makruh. Rasulullah saw menjalani wukuf dalam keadaan tidak berpuasa. Beliau pernah diberi segelas susu dan meminumnya saat itu.
5. Salat Zuhur dan Asar dilaksanakan secara jama' (digabung), kemudian menghadap kiblat sambil memperbanyak istighfar, zikir, dan doa, baik untuk kepentingan pribadi maupun orang lain, urusan agama maupun dunia, dengan penuh ketakwaan, kekhusyukan, dan mengangkat kedua tangan. Doa terbaik adalah doa yang dipanjatkan pada hari Arafah.
6. Disunnahkan untuk berada di Namirah hingga matahari tergelincir, sesuai kemampuan masing-masing.
7. Tidak dianjurkan untuk mendaki gunung Arafah.
8. Waktu wukuf sebaiknya dimanfaatkan untuk berdzikir dengan penuh ketundukan, berdoa dengan hati yang khusyuk dan penuh kehadiran jiwa, menghadap kiblat sambil menengadahkan tangan hingga matahari terbenam.
9. Dianjurkan untuk sering membaca zikir:
"Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadiir"
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
10. Memperbanyak shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw.
11. Tidak diperbolehkan meninggalkan Arafah sebelum matahari terbenam.
12. Jika matahari sudah tenggelam, jemaah dapat bertolak ke Muzdalifah dengan tertib dan tenang. Bila memungkinkan, perjalanannya bisa sedikit dipercepat.
Doa Wukuf di Arafah
Melansir laman NU, berikut adalah salah satu doa yang paling sering dibaca Rasulullah saat wukuf di Arafah.
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي قَلْبِي نُورًا اللَّهُمَّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَسَاوِسِ الصَّدْرِ وَمِنْ سَيِّئَاتِ الْأُمُورِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا يَلِجُ فِي اللَّيْلِ وَشَرِّ مَا يَلِجُ فِي النَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ مَا تَهُبُّ بِهِ الرِّيَاحُ، وَشَرِّ بَوَائِقِ الدَّهْرِ
Arab Latin:
La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah.
Lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir.
Allahummaj'al fi sam'i nura, wa fi bashari nura, wa fi qalbi nura.
Allahummasyroh li shadri, wa yassir li amri.
Allahumma inni a'udzu bika min wasawisis shadr, wa min saayi'atil umur, wa min adzabil qabri.
Allahumma inni a'udzu bika min syarri ma yaliju fil lail, wa syarri ma yaliju fin nahar, wa syarri ma tahubbu bihir rihu, wa syarri bawa'iqid dahri.
Artinya:
Tidak ada Tuhan selain Allah swt dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dia memiliki kekuasaan dan berhak atas setiap pujian.
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wahai Tuhanku, jadikanlah pendengaranku, penglihatanku, serta hatiku bercahaya.
Lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.
Aku berlindung kepada-Mu dari bisikan hati, perkara yang buruk, dan dari azab kubur.
Aku juga berlindung dari kejahatan yang datang di malam serta siang hari.
Aku berlindung dari kejahatan yang dibawa angin dan kejelekan zaman.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri