Suara.com - Bayangkan tinggal di hunian yang nyaman, namun setiap hari harus menghadapi kemacetan berjam-jam hanya untuk sampai ke kantor.
Menyebalkan? Sudah pasti. Inilah kenyataan yang dihadapi banyak warga kota penyangga Jakarta.
Di sinilah pentingnya akses tol langsung—bukan sekadar jalur cepat dari titik A ke titik B, tetapi sebagai urat nadi baru bagi kehidupan urban yang lebih efisien.
Jalan Tol: Game Changer Pertumbuhan Kota
Bagi sebagian orang, jalan tol mungkin hanya sebatas aspal panjang yang mempercepat laju kendaraan.
Namun, bagi masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga seperti Tangerang, Bekasi, atau Bogor, akses tol adalah titik balik kehidupan.
Tak heran jika keberadaan akses tol langsung kini menjadi game changer dalam dinamika pertumbuhan kota, sosial-ekonomi, hingga gaya hidup masyarakat urban.
Data dari Kementerian PUPR dan Ditjen Bina Marga menunjukkan bahwa pembangunan jalan tol di kawasan satelit seperti Gading Serpong, BSD City, Alam Sutera, Karawaci, Sentul, dan Cikarang telah mendorong pertumbuhan wilayah, menggairahkan ekonomi lokal, dan menciptakan komunitas baru.
Dengan kata lain, akses tol bukan hanya mempercepat mobilitas, tetapi juga menjadi fondasi masa depan kawasan tersebut.
Baca Juga: Viral Pemobil Pajero Sport Biarkan Bocah Nekat Keluarkan Kepala dari Sunroof saat Melintas di Tol
Menurut Dr. Nurhadi Susanto, pengamat tata kota dari UGM, pembangunan akses tol langsung harus dilihat sebagai bagian dari strategi kota masa depan.
Ia mengatakan, “Pembangunan jalan tol seharusnya tidak hanya mempertimbangkan aspek efisiensi transportasi, tetapi juga pelestarian lingkungan hidup dan inklusivitas sosial.”
Setiap kilometer tol yang dibangun membawa dampak berlapis: mulai dari pertumbuhan ekonomi lokal, perubahan pola hidup masyarakat, hingga pergeseran tata ruang kawasan. Tol bukan sekadar pembuka jalan, tetapi juga penentu arah masa depan sebuah kota.
Kita melihat contohnya. Gading Serpong, BSD City, Alam Sutera, Sentul, dan Cikarang dahulu dikenal sebagai “pinggiran Jakarta”, kini menjelma menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru, setara secara konektivitas dengan ibukota—semua berkat kehadiran akses tol langsung yang memperpendek jarak dan waktu.
Kini, giliran Paramount Petals, kota mandiri seluas ±400 hektare di barat Jakarta, yang bersiap mengikuti jejak sukses tersebut. Dirancang sebagai living ecosystem, Paramount Petals mengintegrasikan hunian, komersial, kesehatan, dan gaya hidup sehat dalam satu konsep “Lovable Living”.
Titik balik pentingnya adalah pembangunan akses tol langsung di KM 25 Tol Jakarta–Merak. Pembangunan dimulai pada pertengahan 2024 dan ditargetkan selesai akhir 2025. Akses ini akan terkoneksi langsung dengan tiga zona utama pengembangan kawasan: North, South, dan West Petals.
Proyek Strategis Bersama Pemkab Tangerang
Menurut Norman Daulay, Direktur Paramount Land, proyek tol ini merupakan hasil kerja sama strategis antara Paramount Land, Pemerintah Kabupaten Tangerang, dan Jasa Marga.
Tujuannya tak hanya untuk meningkatkan konektivitas, tapi juga membuka peluang ekonomi dan sosial lebih luas.
Saat seremoni groundbreaking akses tol langsung di KM 25 Bitung beberapa waktu lalu, Pemkab Tangerang menyampaikan bahwa proyek ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan minat investasi di kawasan.
Pemkab Tangerang juga mengatakan bahwa adanya akses tol langsung bukan hanya meningkatkan konektivitas, tapi juga investasi yang akan terus masuk sehingga efek domino dari pembangunan akses tol langsung akan dirasakan oleh kawasan dan masyarakat di sekitarnya. Ditambah lagi terbukanya lapangan pekerjaan sehingga semakin mendorong investasi.
Berdasarkan data Jasa Marga, jumlah kendaraan yang keluar melalui gerbang tol Bitung mencapai 19 ribu hingga 20 ribu kendaraan setiap harinya.
Dengan adanya akses pintu tol baru ini, beban di Jalan Arteri Bitung diperkirakan bisa turun 10–15 persen—mengurangi kemacetan secara signifikan.
Akses tol KM 25 Jakarta–Merak membawa berbagai keuntungan nyata:
- Mobilitas tinggi: Warga Paramount Petals dapat menjangkau Jakarta, Bandara Soekarno-Hatta, dan kawasan industri Serpong–Balaraja dengan lebih cepat.
- Daya tarik investasi: Konektivitas langsung meningkatkan daya saing kawasan untuk pelaku bisnis, investor, dan pemilik usaha.
- Kenaikan nilai properti: Seperti yang terjadi di Gading Serpong, BSD, dan Sentul, properti dengan akses langsung ke tol berpotensi naik nilainya secara signifikan.
- Efisiensi logistik: Distribusi barang dan jasa, khususnya bagi UMKM dan sektor informal, akan lebih lancar dan cepat.
Lebih dari itu, pembangunan ini bersifat inklusif. Artinya, manfaat dari tol bukan hanya dinikmati penghuni kota mandiri, tapi juga masyarakat sekitar.
Namun, Tulus Abadi, pengamat kebijakan publik, mengingatkan bahwa akses tol saja tidak cukup.
"Kalau hanya membangun tol tanpa memperbaiki jalan penghubung di sekitarnya, masyarakat lokal tetap tidak bisa menikmati manfaat sepenuhnya,” tegasnya.
Untungnya, Paramount Petals menyadari hal ini dan merancang konsep kota sehat yang terintegrasi dengan infrastruktur pendukung seperti pedestrian lane, jalur sepeda, jalan lingkungan yang layak, serta utilitas bawah tanah.
Di sisi lain, pembangunan tol juga memiliki tantangan: alih fungsi lahan, polusi, dan potensi ketimpangan akses.
Karena itu, Paramount Petals menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan melalui konsep healthy and green living—mulai dari pocket park di setiap klaster, jalur sepeda, jogging track, hingga keamanan berbasis CCTV kota.
Dengan pendekatan ini, tol bukan hanya mempercepat kendaraan, tetapi juga memperlambat dampak buruk terhadap lingkungan dan sosial.
Suara Warga: “Ini Harapan Baru”
Dani (bukan nama sebenarnya), penghuni klaster Aster di Paramount Petals, menyambut positif pembangunan akses tol langsung ini.
“Kalau lewat Bitung, bisa stuck 30 menit sampai satu jam. Tapi kalau nanti sudah ada akses langsung, kemacetan bisa berkurang,” ujarnya penuh harapan.
Bagi warga seperti Dani, akses tol langsung bukan hanya soal menghindari kemacetan, tapi juga soal efisiensi hidup, penghematan waktu, dan kualitas hidup yang lebih baik.
Dampak ekonomi juga tak kalah penting. Kehadiran akses tol diharapkan mendorong pertumbuhan UMKM dan pasar lokal.
Paramount Petals sendiri tengah bersiap membuka Pasar Modern yang terintegrasi dengan area hunian dan komersial.
“Sayur dan bahan segar itu harus cepat sampai. Kalau ada akses langsung, distribusinya jadi lebih efisien. Pedagang dan pembeli juga diuntungkan,” ungkap beberapa pelaku usaha setempat.
Warga yang bekerja di Jakarta juga merasakan harapan yang sama. Saat ini, waktu tempuh ke tol terdekat (Bitung) bisa mencapai satu jam saat jam sibuk. Dengan akses langsung, waktu tempuh bisa dipangkas hingga 15 menit lebih cepat—mendukung work-life balance yang lebih sehat.
Jalan Menuju Kehidupan Lebih Baik
Pembangunan akses tol langsung ke Paramount Petals bukan hanya proyek infrastruktur, tapi investasi jangka panjang untuk masa depan kawasan.
Mobilitas meningkat, ekonomi lokal tumbuh, nilai properti naik, dan masyarakat mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Ketika kota tumbuh dengan akses yang tepat, semua pihak bisa ikut maju—dari pengembang, pemerintah, pelaku bisnis, hingga masyarakat biasa. Karena pada akhirnya, akses tol bukan sekadar jalan cepat, tapi jalur menuju masa depan yang lebih terhubung dan berkelanjutan.