Suara.com - Istilah pemanasan global dan perubahan iklim kerap digunakan secara bergantian, meskipun memiliki makna yang berbeda. Pemanasan global merujuk pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat akumulasi gas rumah kaca.
Sementara itu, perubahan iklim mencakup dampak yang lebih luas dari fenomena tersebut—seperti meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem, naiknya permukaan laut, hingga terganggunya keseimbangan ekosistem.
Tapi, mengapa masyarakat masih kerap tertukar dalam menggunakan kedua istilah tadi? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari Treehuggger
Apa Itu Pemanasan Global?

Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi dan laut selama periode 30 tahun.
Catatan suhu paling dapat diandalkan dimulai sejak tahun 1880, meskipun pengamatan informal sudah dilakukan sejak abad ke-17. Untuk periode yang lebih jauh ke belakang, ilmuwan menggunakan "data proksi" seperti inti es, lingkaran pohon, dan sedimen danau untuk mempelajari iklim masa lalu.
Bukti kuat menunjukkan bahwa suhu rata-rata bumi meningkat jauh lebih cepat dalam 50 tahun terakhir dibandingkan periode pemanasan sebelumnya. Hal ini tidak dapat dijelaskan oleh faktor alami seperti siklus orbit bumi (siklus Milankovitch) atau letusan gunung berapi saja.
Efek Rumah Kaca dan Aktivitas Manusia
Pemanasan global didorong oleh efek rumah kaca, di mana gas seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida memerangkap panas di atmosfer.
Baca Juga: Hujan Kian Tak Menentu Ciri Perubahan Iklim, Padang Lamun dan Lahan Gambut Jadi Solusi!
Fenomena ini pertama kali dijelaskan oleh ilmuwan Eunice Foote pada 1856 dan dikembangkan lebih lanjut oleh John Tyndall. Sejak era Revolusi Industri, aktivitas manusia seperti pembakaran batu bara, minyak, dan gas bumi telah secara drastis meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.
Konsumsi bahan bakar fosil melonjak tajam sejak abad ke-19, sejalan dengan meningkatnya suhu global. Gas rumah kaca telah mencapai konsentrasi tertinggi dalam 800.000 tahun terakhir, dan IPCC menyatakan bahwa sangat mungkin aktivitas manusia adalah penyebab utama pemanasan sejak pertengahan abad ke-20.
Perubahan Iklim: Dampak dan Konsekuensi
Perubahan iklim merujuk pada perubahan jangka panjang pola cuaca dan suhu. Dampaknya kini semakin terlihat dalam bentuk cuaca ekstrem seperti gelombang panas, badai, banjir, dan kekeringan.
Menurut data Organisasi Meteorologi Dunia, separuh dari semua bencana dalam 50 tahun terakhir berkaitan dengan cuaca dan iklim, serta menyumbang 74% dari kerugian ekonomi.
Meski sulit mengaitkan satu peristiwa ekstrem langsung dengan perubahan iklim, pola jangka panjang menunjukkan pengaruh kuat dari pemanasan global. Lautan yang lebih hangat, misalnya, memicu badai tropis yang lebih kuat. Ilmuwan kini bisa mengukur seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa dipicu atau diperparah oleh perubahan iklim melalui pendekatan probabilistik.