suara hijau

Stop Buang Sampah Sembarangan! Ini 10 Negara dengan Sistem Daur Ulang Terbaik di Dunia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 30 Mei 2025 | 18:07 WIB
Stop Buang Sampah Sembarangan! Ini 10 Negara dengan Sistem Daur Ulang Terbaik di Dunia
Ilustrasi sampah makanan yang dapat memicu pemanasan global. (pexels.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar, baik di kota maupun pedesaan Indonesia. Bagaimana perbandingannya dengan sistem daur ulang negara-negara maju?

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah timbunan sampah nasional pada tahun 2023 mencapai sekitar 19 juta ton, dengan lebih dari 40% di antaranya belum tertangani secara optimal.

Dari jumlah itu, hanya sekitar 13,5% yang berhasil didaur ulang, sementara sisanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), banyak di antaranya sudah melebihi kapasitas.

Di sisi lain, masalah sampah plastik makin mengkhawatirkan. Indonesia bahkan sempat dinobatkan sebagai negara penyumbang sampah plastik laut terbesar kedua di dunia menurut laporan Jambeck et al. tahun 2015. Meski berbagai upaya telah dilakukan, seperti gerakan diet kantong plastik dan pembangunan bank sampah, tantangan struktural dan kebiasaan masyarakat masih menjadi hambatan.

Lalu, bagaimana negara lain bisa begitu sukses dalam mengelola sampah? Apa yang bisa kita pelajari? Yuk, intip sepuluh negara yang sukses dalam pengelolaan sampah dan daur ulang berikut ini—siapa tahu bisa jadi inspirasi!

1. Brasil: Curitiba, Kota Ramah Sampah

Curitiba dikenal dengan program “Green Exchange”, di mana warga menukar sampah daur ulang dengan makanan segar. Program ini sukses mendaur ulang sekitar 70% sampah kota—jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional Brasil yang hanya sekitar 3%.

Selain ramah lingkungan, program ini juga menyejahterakan warga prasejahtera dengan sistem penukaran sampah menjadi token yang bisa ditukar dengan makanan atau transportasi.

2. Austria: Disiplin Tinggi dalam Daur Ulang

Baca Juga: Menjaga Surga Bawah Laut Lewat Inisiatif Bersih Sampah di Bunaken

Austria punya salah satu tingkat daur ulang tertinggi di dunia. Sebanyak 96% penduduknya rutin memisahkan sampah sesuai kategori daur ulang. Sejak 2020, negara ini juga melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai—langkah sederhana tapi berdampak besar.

Ilustrasi daur ulang (unsplash.com/Sigmund)
Ilustrasi daur ulang (unsplash.com/Sigmund)

3. Kanada: Vancouver dan Larangan Sampah Organik

Di Vancouver, sisa makanan dilarang dibuang ke tempat sampah biasa. Semua limbah organik wajib masuk ke komposter hijau. Cara ini menekan emisi metana dari TPA dan membantu produksi pupuk alami.

4. Wales: Menuju Nol Sampah

Wales saat ini mendaur ulang 65% sampah rumah tangganya. Dengan target ambisius 70% pada 2025, pemerintah lokal bekerja sama dengan warga untuk memilah sampah sejak dari rumah. Mereka bahkan punya skema daur ulang seragam sekolah dan perlengkapan olahraga untuk membantu keluarga yang membutuhkan.

5. Amerika Serikat: San Francisco dan Tiga Tempat Sampah

San Francisco mengadopsi sistem tiga kategori: kompos, daur ulang, dan landfill. Targetnya? Nol sampah ke TPA pada tahun 2030. Penduduk didorong memilah sisa makanan, kaca, logam, kertas, hingga plastik keras ke kategori masing-masing.

6. Swiss: Daur Ulang Itu Wajib

Di Swiss, daur ulang adalah hukum. Zürich punya 12.000 titik pengumpulan daur ulang, dan pelanggar bisa didenda. Sekitar 50% sampah diproses ulang, sisanya dimanfaatkan sebagai energi—tanpa ada yang dibuang ke landfill.

7. Singapura: Efisiensi di Tengah Lahan Terbatas

Dengan hanya satu TPA, yaitu Pulau Semakau, Singapura super disiplin dalam pengelolaan limbah. Sampah yang tidak bisa didaur ulang dibakar untuk mengurangi volumenya hingga 90%, lalu abunya dikirim ke TPA. Perusahaan juga wajib bertanggung jawab atas limbah mereka

8. Korea Selatan: Revolusi Sampah Makanan

Pada 1995, Korea Selatan hanya mendaur ulang 2% sampah makanan. Kini? 95%! Rahasianya: warga wajib bayar sesuai jumlah sampah organik yang mereka buang. Semua sampah juga harus dikompres dan dipilah sesuai jenisnya—dari sofa sampai styrofoam, semua bisa didaur ulang!

9. Inggris: Leeds dan Gerakan Zero Waste

Kota Leeds punya proyek "Zero Waste Leeds" yang kreatif. Selain mendaur ulang 12.000 ton kaca tiap tahun, kota ini juga punya program donasi seragam sekolah dan perlengkapan olahraga agar tidak berakhir jadi limbah tekstil.

10. Jerman: Raja Daur Ulang Dunia

Dengan tingkat daur ulang sekitar 70%, Jerman jadi juara dunia dalam pengelolaan sampah. Sistem mereka ketat: ada lima jenis tempat sampah dan perusahaan harus membayar lebih jika produknya berkemasan berlebih. Kebijakan "Green Dot" memastikan semua kemasan bisa didaur ulang

Negara-negara di atas menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang efektif butuh kombinasi: regulasi yang jelas, infrastruktur yang mendukung, dan partisipasi aktif masyarakat. Indonesia bisa memulainya dari skala kecil. Misalnya, memperluas sistem bank sampah, memperkuat pemilahan dari sumber, dan memperjelas tanggung jawab produsen lewat kebijakan EPR (Extended Producer Responsibility).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI