Menyelami Romantika Batavia Lewat Batavia Tales: Wisata Budaya Spektakuler diJakarta

Dinda Rachmawati Suara.Com
Rabu, 04 Juni 2025 | 09:41 WIB
Menyelami Romantika Batavia Lewat Batavia Tales: Wisata Budaya Spektakuler diJakarta
Pertunjukkan Musikal Batavia Tales (Dok. Batavia Tales)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jakarta selalu punya cara unik untuk menyambut para pencari pengalaman baru. Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) menyuguhkan kejutan yang berbeda, sebuah pertunjukan musikal kontemporer bertajuk Batavia Tales, yang tak hanya menghibur tetapi juga mengajak kita menyusuri lorong sejarah kota tua Batavia.

Diselenggarakan di Alun-alun Batavia PIK, pertunjukan ini menghidupkan kembali kisah-kisah dari masa kolonial Belanda antara tahun 1890 hingga 1910 dalam balutan musikal modern yang segar. 

Dengan format tetralogi, Batavia Tales menghadirkan delapan karakter fiksi yang kisahnya dirajut dalam jalinan romansa, persahabatan, perjuangan, dan petualangan yang menggugah.

Disutradarai dan ditulis oleh Mia Johannes (mhyajo), seniman berbakat yang telah lama dikenal lewat karya-karya teatrikal yang memadukan nilai lokal dan estetika internasional, pertunjukan ini tampil bukan hanya sebagai hiburan akhir pekan, tetapi juga sebagai jembatan antara generasi masa kini dan sejarah yang mulai terlupa. 

Dalam tiap episodenya, kita akan diajak menyelami perspektif dua tokoh utama yang berbeda, menciptakan kedalaman naratif yang jarang ditemukan dalam pertunjukan sejenis.

Yang membedakan Batavia Tales dari musikal lain adalah setting-nya yang imersif dan menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Latar visual yang dipilih bukan panggung konvensional, tetapi kawasan ikonik Batavia PIK itu sendiri. 

Mulai dari kanal-kanal yang dilintasi kapal, megahnya Jembatan Kota Intan, replika kapal Phinisi yang eksotis, hingga Pasar Rakjat yang riuh oleh warna dan aroma khas pasar Nusantara. Semuanya dihadirkan bukan hanya sebagai dekorasi, melainkan sebagai bagian dari narasi itu sendiri.

Pertunjukan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya tiket, menjadikannya sebagai salah satu atraksi budaya paling inklusif di Jakarta. Bahkan sebelum musikal dimulai, penonton telah disuguhi dancing water show di sepanjang Jembatan Kota Intan.

Ini adalah sebuah tarian air mancur yang dipadu dengan musik dan cahaya dramatis. Pertunjukan pembuka ini telah menarik lebih dari 40.000 pengunjung dari berbagai kota dan negara, memperlihatkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap konsep wisata budaya yang inovatif.

Baca Juga: Kebun Jati Pancawati, Spot Camping dan Piknik di Caringin Bogor

Namun Batavia Tales tidak hadir begitu saja. Produksinya telah melalui proses panjang sejak tahun 2024, dimulai dari riset sejarah, penulisan naskah, hingga pelatihan intensif para pemain yang berasal dari berbagai daerah seperti Jawa dan Sumatra. 

Proses audisi dilakukan secara terbuka, dan Batavia PIK bahkan menyediakan ruang latihan sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pengembangan seni budaya lokal.

Menurut Mia Johannes, Batavia Tales adalah tentang bagaimana cerita-cerita dari masa lalu bisa tetap relevan dan menyentuh masyarakat masa kini. 

“Kami ingin nilai-nilai sejarah dan budaya Nusantara terus hidup dan dikenal. Tidak hanya melalui buku, tapi lewat pertunjukan yang bisa dirasakan langsung oleh penonton,” ujarnya.

Anwar Salim, Director of Operating Units Amantara, menegaskan bahwa Batavia Tales adalah bagian dari upaya besar menjadikan PIK bukan hanya sebagai destinasi kuliner dan rekreasi, tetapi juga sebagai poros baru bagi wisata budaya di Jakarta. 

Visi ini juga digaungkan oleh Natalia Kusumo, CEO Amantara, Agung Sedayu Group, yang percaya bahwa seni dan budaya memiliki kekuatan untuk menyatukan dan membuka ruang kolaborasi lintas generasi serta budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI