Lebih lanjut, kegiatan ini menciptakan lapangan kerja di sektor pengumpulan, penyortiran, hingga distribusi barang. Di saat yang sama, masyarakat berpenghasilan rendah mendapat akses terhadap barang berkualitas dengan harga terjangkau.
Tantangan dan Jalan ke Depan
Meski menjanjikan, skema donasi tetap menghadapi tantangan. Tidak semua barang yang disumbangkan layak pakai, sehingga penyuluhan publik tentang jenis barang yang bisa didonasikan menjadi kunci keberhasilan.
Kapasitas logistik dan pengolahan barang oleh organisasi penerima juga menjadi aspek penting yang perlu dikelola dengan baik.
Namun, program semacam ini tetap relevan dan perlu direplikasi, termasuk di Indonesia, yang juga menghadapi tantangan pengelolaan limbah dari sektor hunian mahasiswa, apartemen, hingga kawasan urban padat.
Mengedukasi masyarakat tentang nilai guna kembali (reuse), serta menyediakan infrastruktur donasi yang mudah diakses, dapat menjadi bagian dari solusi pengurangan sampah nasional.
Dalam era krisis iklim dan konsumsi berlebih, donasi bukan sekadar tindakan amal, tetapi bagian dari pola hidup berkelanjutan. Menyumbangkan barang yang tak lagi digunakan adalah bentuk tanggung jawab lingkungan dan solidaritas sosial—dua nilai yang semakin dibutuhkan di masa depan.