Appostraps, Inovasi dari Ban Bekas untuk Menahan Abrasi Pantai di Padang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 17 Juli 2025 | 15:02 WIB
Appostraps, Inovasi dari Ban Bekas untuk Menahan Abrasi Pantai di Padang
ilustrasi abrasi Pantai (freepik)

Suara.com - Pantai Teluk Kabung di Padang, Sumatera Barat, menjadi salah satu wilayah yang kian rentan terhadap abrasi. Setiap tahun, garis pantai di kawasan ini perlahan tergerus oleh gelombang laut, mengancam pemukiman warga serta ekosistem pesisir yang rapuh.

Ini adalah konsekuensi dari kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia, seperti penebangan mangrove, pembangunan di wilayah pesisir, hingga perubahan iklim yang memicu naiknya permukaan laut.

Abrasi sendiri adalah proses pengikisan daratan akibat hantaman ombak dan arus laut yang terus-menerus. Jika dibiarkan, abrasi bukan hanya menghilangkan daratan tetapi juga memperburuk bencana seperti banjir rob, mempercepat kerusakan pemukiman, serta mengganggu habitat berbagai biota pesisir.

Menghadapi situasi ini, masyarakat Teluk Kabung bersama sejumlah pihak mulai menerapkan Appostraps, singkatan dari Alat Pemecah, Peredam Ombak, dan Sedimen Traps. Appostraps merupakan metode alternatif pengendalian abrasi yang berbasis prinsip sederhana namun efektif: meredam kekuatan ombak sekaligus menangkap sedimen untuk membentuk penguatan alami di garis pantai.

Berbeda dengan pemecah ombak konvensional yang terbuat dari beton, Appostraps justru memanfaatkan ban bekas sebagai material utama. Ban-ban ini disusun membentuk formasi tertentu di dekat pantai untuk mengurangi energi ombak sebelum mencapai daratan.

Dalam prosesnya, ban tersebut juga berfungsi sebagai perangkap sedimen—pasir dan lumpur yang terbawa arus—yang lama kelamaan menumpuk dan membantu memperkuat bibir pantai.

Selain efektif, metode ini juga murah dan mudah diaplikasikan oleh komunitas lokal, sekaligus menjadi bentuk nyata dari prinsip ekonomi sirkular karena mengubah limbah industri menjadi alat konservasi.

Menurut berbagai kajian, peredam ombak berbasis struktur fleksibel seperti Appostraps lebih ramah lingkungan dibanding betonisasi karena tetap memberi ruang bagi aliran air dan kehidupan biota laut.

Meski efektivitasnya mungkin tidak setara dengan rekayasa beton dalam skala besar, Appostraps memberikan alternatif solusi berbasis masyarakat yang relevan bagi daerah dengan sumber daya terbatas.

Baca Juga: Kesepakatan Soal Ambalat Dinilai Jembatan Rapuh, Pakar UGM: Jangan Dianggap Final!

Mendukung upaya tersebut, PT Elnusa Petrofin, anak usaha PT Elnusa Tbk, turut menyerahkan 100 ban eks mobil tangki kepada warga Kelurahan Teluk Kabung Tengah, Rabu, 16 Juli 2025 lalu. Hibah ini menjadi bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka di bidang pelestarian lingkungan.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari tindakan sederhana yang berdampak besar. Melalui program ini, Elnusa Petrofin berupaya tidak hanya mengelola limbah secara bertanggung jawab, tetapi juga mendukung masyarakat pesisir menghadapi tantangan abrasi dengan solusi yang inovatif, adaptif, dan ramah lingkungan,” ujar Putiarsa Bagus Wibowo, Manager Corporate Communication & Relations PT Elnusa Petrofin.

Bantuan ini pun disambut antusias oleh warga dan pemerintah setempat. “Kami sangat mengapresiasi kepedulian Elnusa Petrofin. Bantuan ini bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan pesisir kami, tetapi juga menjadi contoh kolaborasi nyata antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan,” kata Camat Bungus Teluk Kabung, Harnoldi.

Seiring tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, inovasi lokal seperti Appostraps bisa menjadi jawaban atas problem abrasi yang selama ini sering hanya dijawab dengan proyek-proyek infrastruktur mahal.

Dengan dukungan multisektor dan partisipasi masyarakat, penguatan pesisir melalui metode sederhana namun efektif ini bisa menjadi model replikasi bagi wilayah pesisir lain di Indonesia yang menghadapi ancaman serupa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI