Suara.com - Bagi para milenial dan anak muda yang sedang merencanakan renovasi rumah, memilih gaya desain seringkali menjadi langkah awal yang penuh pertimbangan.
Di antara sekian banyak tren, dua raksasa desain interior yang terus mendominasi adalah Minimalis Modern dan Scandinavian.
Keduanya menawarkan estetika yang bersih, fungsional, dan sangat instagrammable.
Sekilas, keduanya tampak serupa dalam kesederhanaannya. Namun, ketika berbicara soal anggaran, perbedaan fundamental di antara keduanya bisa sangat memengaruhi total biaya renovasi.
Lantas, di antara Minimalis Modern dan Scandinavian, manakah yang lebih ramah di kantong? Mari kita bedah satu per satu.
Sebelum membandingkan biaya, penting untuk memahami jiwa dari masing-masing gaya.

Desain Minimalis Modern: "Less is More"
Gaya ini adalah perwujudan dari filosofi "sedikit lebih baik". Fokus utamanya adalah pada fungsi, garis-garis yang tegas, dan palet warna yang sangat terbatas, biasanya monokromatik seperti putih, hitam, dan abu-abu.
Ruangan terasa lapang karena minimnya ornamen dan perabotan. Material yang sering digunakan cenderung industrial dan sleek, seperti logam, kaca, dan beton yang dipoles.
Baca Juga: 10 Desain Rumah Kecil Sederhana tapi Mewah, Estetik di Lahan Sempit!
Desain Scandinavian: Kehangatan dalam Kesederhanaan
Lahir dari negara-negara Nordik, gaya Scandinavian (Scandi) mengedepankan konsep hygge—sebuah rasa nyaman, hangat, dan kebersamaan.
Meskipun sama-sama simpel, Scandi terasa lebih "hidup" dan ramah.
Palet warnanya didominasi putih dan warna-warna terang untuk memaksimalkan cahaya, namun selalu dihangatkan dengan elemen kayu alami (terutama kayu pinus atau birch), tekstil yang nyaman (wol, katun), dan sentuhan tanaman hijau.
Analisis Biaya Renovasi: Head-to-Head
Kini, mari kita adu keduanya dari sisi anggaran renovasi, mulai dari elemen terbesar hingga terkecil.
1. Palet Warna dan Dinding
Minimalis Modern
Menggunakan warna netral. Biaya cat relatif sama. Namun, gaya ini menuntut kesempurnaan.
Dinding harus benar-benar mulus dan rata tanpa cacat sedikit pun untuk mencapai tampilan yang bersih.
Ini bisa berarti biaya tambahan untuk plesteran dan pengerjaan (biaya tukang) yang lebih presisi.
Scandinavian
Juga didominasi cat putih atau warna terang. Namun, gaya Scandi lebih pemaaf. Sedikit tekstur pada dinding atau ketidaksempurnaan justru bisa menambah karakter "organik".
Putusan: Biaya material cat seimbang, namun Minimalis Modern berpotensi lebih mahal di biaya pengerjaan untuk hasil yang sempurna.
2. Material Lantai dan Furnitur
Minimalis Modern
Pilihan lantainya beragam, dari vinyl yang terjangkau hingga beton poles atau ubin format besar yang bisa sangat mahal.
Furniturnya seringkali merupakan designer pieces dengan bentuk geometris yang unik, yang harganya cenderung tinggi.
Scandinavian
Sangat identik dengan lantai kayu berwarna terang. Penggunaan kayu rekayasa (engineered wood) atau vinyl motif kayu bisa menjadi alternatif yang hemat biaya.
Inilah keunggulan terbesar Scandi: ketersediaan furnitur yang terjangkau.
"Gaya Scandinavian menjadi sangat populer salah satunya berkat aksesibilitas furnitur dari merek seperti IKEA, yang memungkinkan siapa saja menciptakan tampilan yang kohesif tanpa merusak anggaran," ungkap seorang pengamat desain interior.
Putusan: Scandinavian unggul telak dalam kategori ini berkat ekosistem furnitur dan material yang lebih ramah anggaran.
3. Elemen Dekorasi dan Tekstil
Minimalis Modern
Dekorasi sangat minim. Secara teori, ini menghemat uang. Namun, setiap barang yang ada harus menjadi statement piece yang kuat.
Satu lukisan abstrak besar atau sebuah vas desainer bisa berharga mahal.
Scandinavian
Membutuhkan lebih banyak elemen dekoratif untuk menciptakan kehangatan—karpet, bantal sofa (cushions), selimut (throws), dan tanaman.
Kabar baiknya, semua ini bisa didapatkan dengan harga terjangkau dari berbagai toko ritel, bahkan pasar loak (thrifting) untuk sentuhan personal.
Putusan: Meskipun butuh lebih banyak barang, dekorasi Scandi lebih mudah diakali dengan anggaran terbatas.

Jadi, Mana yang Lebih Hemat?
Berdasarkan perbandingan di atas, gaya Scandinavian secara umum cenderung lebih hemat biaya untuk direalisasikan, terutama bagi mereka yang memiliki anggaran renovasi terbatas.
Faktor utamanya adalah aksesibilitas furnitur dan material yang terjangkau serta sifatnya yang lebih pemaaf terhadap ketidaksempurnaan, sehingga menekan biaya pengerjaan.
Gaya Minimalis Modern, di sisi lain, seringkali menipu. Di balik kesederhanaannya, terdapat tuntutan akan material berkualitas tinggi dan pengerjaan yang presisi untuk menghindari tampilan yang "murah".
Biaya tersembunyi seringkali terletak pada ongkos tenaga ahli untuk menciptakan hasil akhir yang mulus dan tanpa cela.
Pada akhirnya, pilihan kembali kepada Anda. Apakah Anda mendambakan kesempurnaan modern yang ramping atau kehangatan organik yang nyaman?
Gaya mana yang menjadi favorit Anda? Apakah tim Minimalis Modern atau tim Scandinavian? Yuk, bagikan alasan dan pengalaman renovasi Anda di kolom komentar