Benarkah Asuransi Kesehatan Syariah Lebih Murah? Ini Perbandingan Lengkapnya

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 15:36 WIB
Benarkah Asuransi Kesehatan Syariah Lebih Murah? Ini Perbandingan Lengkapnya
Ilustrasi pengajuan klaim asuransi [Suara.com/Prudential Syariah]

Suara.com - Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya proteksi kesehatan, banyak anak muda dan generasi milenial mulai melirik berbagai produk asuransi.

Salah satu perdebatan yang sering muncul adalah antara asuransi kesehatan syariah dan konvensional.

Kerap beredar anggapan bahwa asuransi syariah menawarkan premi yang lebih terjangkau. Namun, benarkah demikian?

Jawabannya tidak sesederhana "ya" atau "tidak".

Untuk memahaminya, kita perlu mengupas tuntas perbedaan mendasar dari kedua sistem proteksi ini, mulai dari konsep, pengelolaan dana, hingga manfaat yang ditawarkan.

Tolong-Menolong vs Jual-Beli

Perbedaan paling fundamental antara asuransi syariah dan konvensional terletak pada akad atau perjanjiannya.

Asuransi Kesehatan Syariah menggunakan konsep takaful atau tolong-menolong.

Peserta bersama-sama mengumpulkan dana yang disebut dana tabarru' untuk saling membantu jika ada salah satu peserta yang mengalami risiko sakit.

Baca Juga: OJK Targetkan 50 Persen Asuransi Syariah Punya Produk Industri Halal

Perusahaan asuransi di sini berperan sebagai pengelola dana amanah. Akad yang digunakan adalah akad tabarru' (hibah untuk tolong-menolong), yang harus terhindar dari unsur gharar (ketidakpastian), maysir (perjudian), dan riba (bunga).

Asuransi Kesehatan Konvensional beroperasi dengan prinsip jual-beli atau pengalihan risiko (transfer of risk).

Anda sebagai nasabah membayar sejumlah premi kepada perusahaan asuransi.

Sebagai imbalannya, perusahaan akan menanggung risiko finansial Anda jika sakit, sesuai dengan kesepakatan dalam polis.

Perbandingan Premi: Kontribusi vs Biaya Risiko

Banyak yang mengira premi asuransi syariah, yang disebut "kontribusi", selalu lebih murah.

Pada praktiknya, besaran premi di kedua jenis asuransi sangat bergantung pada faktor yang sama: usia, riwayat kesehatan, jenis kelamin, cakupan manfaat, dan pilihan produk.

Jadi, belum tentu produk syariah secara otomatis lebih murah.

Namun, ada satu mekanisme unik dalam asuransi syariah yang disebut Surplus Underwriting.

Ini adalah selisih lebih dari total kontribusi peserta ke dalam dana tabarru' setelah dikurangi pembayaran klaim dan biaya lainnya dalam satu periode.

Jika terdapat surplus, dana tersebut dapat dibagikan kembali kepada peserta atau dimasukkan ke dalam dana tabarru' untuk memperkuat "rekening bersama" tersebut.

Hal ini tidak ditemukan dalam asuransi konvensional, di mana seluruh keuntungan dari pengelolaan premi menjadi milik perusahaan.

Sebaliknya, pada asuransi konvensional, beberapa perusahaan menawarkan no-claim bonus sebagai bentuk kompensasi jika nasabah tidak melakukan klaim selama periode polis.

Pengelolaan Dana dan Keuntungan

Inilah titik perbedaan krusial lainnya yang menarik bagi generasi milenial yang semakin sadar akan investasi etis.

Asuransi Syariah dana dari peserta dikelola secara transparan dan hanya boleh diinvestasikan pada instrumen-instrumen yang halal dan sesuai syariat Islam.

Seluruh pengelolaan dana ini diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk memastikan kepatuhannya.

Keuntungan yang diperoleh dari investasi akan dibagi hasilkan antara peserta dan perusahaan pengelola.

Asuransi Konvensional perusahaan memiliki kebebasan penuh untuk menginvestasikan dana premi ke berbagai instrumen di pasar modal, tanpa terikat pada prinsip halal atau haram.

Potensi imbal hasil bisa jadi lebih besar karena pilihan investasinya lebih beragam.

Manfaat dan Fleksibilitas

Secara umum, manfaat utama yang ditawarkan seperti rawat inap, rawat jalan, manfaat melahirkan, hingga perawatan gigi relatif sama antara produk syariah dan konvensional.

Keduanya sama-sama bertujuan memberikan proteksi dari beban biaya medis yang tinggi.

Namun, ada perbedaan dalam filosofi kepemilikan dana. Dalam asuransi syariah, dana premi atau kontribusi secara kolektif dimiliki oleh seluruh peserta.

Perusahaan hanya bertindak sebagai pengelola. Ini berbeda dengan asuransi konvensional di mana dana premi sepenuhnya menjadi milik perusahaan.

Beberapa produk syariah juga tidak mengenal sistem dana hangus, yang berarti peserta dapat mengambil kembali sebagian dana jika berhenti di tengah jalan, meskipun dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Kembali ke pertanyaan awal: apakah asuransi syariah lebih murah? Jawabannya: tidak selalu.

"Murah" adalah variabel yang bergantung pada produk dan profil risiko Anda.

Pilihan antara asuransi kesehatan syariah dan konvensional pada akhirnya kembali pada kebutuhan dan prinsip pribadi Anda.

Pilih Syariah Jika: Anda mencari produk proteksi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, menginginkan transparansi dalam pengelolaan dana, dan tertarik dengan konsep tolong-menolong serta potensi bagi hasil dari surplus underwriting.

Pilih Konvensional Jika: Anda lebih nyaman dengan sistem transfer risiko yang lugas, tidak memiliki preferensi khusus terkait instrumen investasi dana, dan mungkin tertarik dengan penawaran produk yang lebih beragam dari pemain industri yang lebih lama.

Langkah terbaik adalah jangan hanya fokus pada premi. Bandingkan secara cermat manfaat, cakupan, reputasi perusahaan, dan klausul dalam polis dari kedua jenis asuransi.

Konsultasikan dengan perencana keuangan jika perlu, dan pastikan produk yang Anda pilih terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI