Yang menunjukkan pribadi yang kuat, akurat, dapat diandalkan dalam tekanan tinggi, dan sulit ditembus lawan.
Pilihan Submariner ini terasa pas, menegaskan bahwa Jay Idzes tidak hanya berkelas di lapangan, tetapi juga dalam pilihan gaya personalnya.
Pintu Genoa Tertutup, Nilai Transfer Jadi Bukti Kelas
Kilau Rolex di pergelangan tangan Idzes berjalan beriringan dengan prospek kariernya yang makin cerah.
Namanya santer dikaitkan dengan beberapa klub Serie A, dengan Genoa menjadi yang paling serius.
Namun, saga transfer ini menemui jalan buntu. Genoa, yang sempat dikabarkan telah mencapai kesepakatan personal dengan Idzes, akhirnya mundur dari perburuan.
Alasannya? Harga. Klubnya saat ini, Venezia, mematok harga tinggi senilai €10 juta (sekitar Rp 170 miliar) untuk sang kapten.
Genoa merasa angka tersebut terlalu tinggi dan akhirnya memilih untuk merekrut bek lain, Leo Ostigard.
Meskipun "pintu Genoa sudah ditutup", gagalnya transfer ini justru menjadi validasi atas kualitas Idzes. Angka €10 juta bukanlah penghalang, melainkan sebuah pernyataan.
Ini adalah bukti bahwa Venezia dan pasar Eropa mengakui Jay Idzes sebagai aset bernilai tinggi. Sama seperti Rolex, nilainya tidak murah dan tidak bisa ditawar sembarangan.
Baca Juga: Jay Idzes: Bursa Transfer Itu Berbahaya
Di tengah ketidakpastian masa depannya, Jay Idzes akhirnya angkat bicara. Alih-alih menunjukkan kekecewaan, ia justru menampilkan ketenangan dan profesionalisme tingkat tinggi.
Sikap ini memperkuat citranya sebagai pemain yang matang dan siap untuk panggung yang lebih besar. Dalam sebuah pernyataan, ia menggambarkan situasi bursa transfer dengan lugas.
"Bursa transfer itu berbahaya, selalu ada saja yang terjadi."
Kalimat ini menunjukkan pemahamannya bahwa dinamika pasar sangat tidak tertebak.
Jay Idzes menegaskan bahwa ia tetap bahagia menjalankan perannya sebagai kapten di Venezia dan tidak akan kecewa jika harus bertahan di Serie B, seandainya tidak ada klub yang mampu memenuhi valuasi yang ditetapkan.
Kisah Jay Idzes, jam tangan Rolex-nya, dan saga transfernya ke Liga Italia saling berkelindan membentuk sebuah analogi yang kuat.