Suara.com - Sosok Bupati Gunungkidul, Endah Subekti, tengah menjadi sorotan karena polemik yang terjadi di kawasan pesisir Pantai Sanglen, Gunungkidul.
Permasalahan belum menemui titik terang sebab warga masih menolak mengosongkan lahan untuk pembangunan kawasan wisata eksklusif oleh PT Biru Bianti Indonesia.
Kawasan pesisir Pantai Sanglen tersebut telah lama ditempati sekitar 50 warga. Mereka tinggal sekaligus berdagang di area tersebut.
Pihak Keraton Yogyakarta sebagai pemilik dari lahan pun meminta adanya dialog terbuka. Jangan sampai pendekatan dilakukan bersifat represif terhadap warga setempat.
"Ya enggak apa-apa, asal mau dialog aja. Didialogkan saja, untuk dipahami status tanahnya bagaimana. Ada penggantinya enggak? Jangan ditelantarkan," kata Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X, di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (29/7/2025).

Di lain sisi, Endah meminta warga untuk mengosongkan lahan secara sukarela karena mereka tidak memiliki hak legal untuk mengklaimnya.
"Saya, sebagai Bupati Gunungkidul, memahami bahwa di Sanglen itu dulunya hanya ada penjaga homestay milik Pemda, yaitu ayahnya Pak Riyadi dari Kukup. Setelah beliau pindah, datanglah banyak pihak yang memanfaatkan lokasi itu untuk berdagang. Sekarang, pihak yang berhak hendak memulai pembangunan dan investasi untuk pariwisata," paparnya.
Endah mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan itu telah melewati tahapan perizinan resmi, termasuk memperoleh Surat Palilah dari Keraton Yogyakarta yang dikeluarkan pada Juni 2022.
Profil Lengkap Bupati Gunungkidul Endah Subekti
Baca Juga: Asapi Rider Malaysia, Pembalap Gunungkidul Veda Ega Raih Kemenangan di Mugello
Sosok Endah Subekti Kuntariningsih menjadi satu-satunya bupati perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini. Kepemimpinannya dikenal unik, tegas, dan tidak segan untuk turun langsung ke masyarakat.
Lahir di Gunungkidul pada 23 Maret 1976, Endah adalah putri asli dari Kapanewon Ponjong.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Ponjong dan Karangmojo, ia melanjutkan studi D3 di AMP YKPN dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dari STIE YKPN Yogyakarta.

Endah juga menyelesaikan program magister Agribisnis di Universitas Diponegoro pada 2024 dan kini tengah menempuh studi doktoral di universitas yang sama.
Sebelum terjun ke dunia politik, Endah telah malang melintang di sektor swasta. Ia memulai kariernya pada tahun 1994, bekerja di berbagai perusahaan hingga menjadi konsultan pajak untuk pemerintah kota dan perhotelan pada periode 2004-2008.
Perjalanan politiknya dimulai pada 2011 sebagai tenaga ahli fraksi PDI Perjuangan di DPRD DIY.