Uniknya lagi, katrol untuk mengibarkan bendera pusaka, ternyata dibuat menggunakan gelas bekas sahur Moh.Hatta.
2. Naskah asli proklamasi berada di tempat sampah
Naskah asli yang ditulis tangan oleh Soekarno dan didikte Moh.Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki maupun disimpan oleh pemerintah. Melainkan berada di tangan wartawan BM Diah.
BM Diah menemukan draft proklamasi di dalam keranjang sampah yang terletak di rumah Laksamana Maeda, pada 17 Agustus 1945, dini hari waktu setempat.
Setelah draft tersebut selesai diketik oleh Sayuti Melik, BM Diah menyerahkan pada Presiden Soeharto, tepatnya tanggal 29 Mei 1992. Sehingga selama 46 tahun, naskah asli yang ditemukan di keranjang sampah, disimpan baik oleh BM Diah.
4. Soekarno sempat sakit saat proklamirkan kemerdekaan
Dua jam sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno sempat tidur sejenak, karena terkena sakit gejala Malaria Tertiana. Setelah mendapat penanganan dari dokter pribadinya, akhirnya tepat Pukul 10.00 wib, Soekarno bisa membacakan proklamasi bersama Moh.Hatta dari serambi rumah.
5. Proklamator sesungguhnya bukan hanya Soekarno dan Hatta
Saat penyusunan teks proklamasi, yang hadir bukan hanya Soekarno dan Hatta saja. Melainkan, ada tokoh penting lainnya seperti Achmad Soebardjo, Sajuti Melik, Soekarni.
Baca Juga: Kumpulan Kata-kata Motivasi Pengobar Jiwa Patriotisme di Momen Kemerdekaan
Bung Hatta sempat mengusulkan, supaya semua yang hadir saat rapat ikut serta menandatangani teks proklamasi. Namun, niat baik tersebut ditolak oleh Soekarni. Moh.Hatta menyayangkan penolakan tersebut, padahal kalau setuju, nama mereka semua tercantum dalam naskah proklamasi.
6. Negatif film foto kemerdekaan ditanam di bawah pohon
Fotografer yang mengabadikan kesakralan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, sempat didatangi tentara Jepang. Mereka ingin merampas negatif film saat perayaan tersebut. Untungnya, fotografer itu sudah lebih dulu mengamankan, dengan cara menanam negatif film di bawah pohon yang berada dalam halaman kantor Harian Asia Raja.
Saat tentara Jepang mendatanginya, fotografer tersebut menjawab kalau negatif film sudah diberikan pada Barisan Pelopor.
Ada dua jenis naskah proklamasi
Naskah proklamasi sebenarnya ada dua, yaitu versi ditulis tangan (klad) dan versi diketik Sayuti Melik (otentik). Naskah hasil ketikan sudah mengalami beberapa perubahan, seperti perubahan penggunaan huruf kapital pada kata Proklamasi, hal-hal, tempo, penulisan tanggal bulan tahun dan Wakil Bangsa Indonesia menjadi Atas Nama Bangsa Indonesia.