Suara.com - Komentar pedas kini membanjiri masa promosi film animasi karya anak bangsa berjudul Merah Putih One for All.
Film Merah Putih One for All awalnya didedikasikan untuk menyambut perayaan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025 mendatang.
Alih-alih mendapatkan ulasan positif, film Merah Putih One for All justru dibanjiri dengan kritikan tajam dari publik.
Kritikan pedas tersebut bukan tanpa alasan, lantaran animasi Merah Putih: One for All dinilai terlalu kaku dan tak mengandung nilai estetika.
Ulasan alias review film Merah Putih: One for All kini turut menjadi tontonan masyarakat. Adapun review film Merah Putih: One for All di kanal Letterboxd dipenuhi dengan komentar jenaka.
Lantas, siapakah yang menjadi sosok di balik animasi film Merah Putih: One for All yang dinilai gagal?
Seperti apa ulasan Merah Putih: One for All di kanal Letterboxd?
Menelisik para animator Merah Putih: One for All

Kritikan pedas dari publik kini dialamatkan ke pihak Perfiki Kreasindo yang menjadi rumah produksi penggarap film Merah Putih: One for All.
Perfiki Kreasindo dinaungi oleh Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, sebagaimana yang ada di laman resmi mereka.
Baca Juga: Mengapa Film Animasi Merah Putih One for All Dikritik Tajam?
Ada dua nama yang menjadi penanggung jawab film ini, yakni Endiarto dan Bintang Takari. Keduanya berperan sebagai penulis naskah skenario film Merah Putih One for All.
Tak berhenti di situ, keduanya juga merupakan 'otak' yang menggagas film ini.
Bintang Takari juga mendapat tugas besar sebagai penanggung jawab visual film sekaligus animator.
Ada juga beberapa nama seperti Toto Soegriwo dan Sonny Pudjisasono yang juga terlibat dalam tahapan produksi keseluruhan.
Banjir komentar jenaka di Letterboxd
Keempat sosok di balik film Merah Putih:One for All tersebut kini menjadi bulan-bulanan warganet.
Tak sedikit yang menuangkan komentar pedas mereka usai trailer atau cuplikan film Merah Putih: One for All dirilis ke publik.
Banyak yang menyebut bahwa animasi dari film karya anak bangsa ini tak sedap dipandang mata.
Beberapa pengguna Letterboxd meluapkan kekecewaan mereka lantaran film ini kabarnya didanai oleh pemerintah.
Seorang pengguna dengan username Fjournals bahkan menilai bahwa hasil animasi yang digarap oleh Endiarto dan rekan-rekannya sangat memalukan.
"Sangat memalukan banget, ginian bisa lulus sensor dan tayang, man, didanain pemerintah pula," bunyi kritikan pedas dari akun Fjournals.
Pengguna dengan nama Darren berkomentar dengan nada sarkas bahwa film Merah Putih: One for All lebih berkualitas ketimbang film Godfather yang menjadi film legendaris.
"MERAH PUTIH ONE FOR ALL>>>>>>THE GODFATHER TRILOGY," ketik Darren.
Ada juga seorang pengguna Letterboxd yang menilai seluruh unsur dari film ini sangat kacau dan tak layak tayang.
"Film ini desain karakter nya kacau (udah gitu beli pake template lagi), grafisnya kacau, dubbing nya lebih kacau lagi.
Masa karakter tokoh desa dubbing nya AI gitu, udah gitu kacau semua," kritik seorang pengguna Letterboxd yang lain.
"Naratif nya kacau banget, animasinya keliatan tempel-tempel layer nya jadi ga enak diliat," lanjutnya.
Lalu ada pengguna Letterboxd lain berkomentar dengan jargon meme yang berbunyi "Absolute cinema" dan "Literally cinema."
Komentar dari seorang pengguna dengan nama Joe juga tak kalah lucu karena memberikan pujian yang ternyata ia alamatkan ke film Jumbo.
"Animasinya keren kok, storylinenya juga bagus, karakternya juga lucu-lucu. Ga nyesel saya nonton Jumbo," ketik Joe di kolom review.
Berikut kumpulan ulasan nyeleneh pengguna Letterboxd terkait film Merah Putih One for All:
"Keren banget, ada markas senjata," celetuk pengguna bernama ikys.
"Peak parah ini. Otw menang Best Picture 2025," ulas whindonesia.
"Film kelompok gue pas dikejar deadline bu Umi njir," tambah Ralphss.
"Orang yang ngehujat animasi Merah Putih One for All, mungkin dia belum nonton langsung animasinya. Belum tahu sebagus dan se asik apa nonton Merah Putih One for All. Salah satunya gue yang awalnya gue ngira kalau Merah Putih One for All gak seru dan jelek malah jadi suka. Semua yang udah nonton animasi Merah Putih One for All pasti sependapat sama gue," ungkap lefza.
Kontributor : Armand Ilham