Potong Tumpeng dari Bagian Puncaknya Itu Keliru, Begini Etika yang Tepat

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2025 | 11:35 WIB
Potong Tumpeng dari Bagian Puncaknya Itu Keliru, Begini Etika yang Tepat
Ilustrasi nasi tumpeng. (Dibuat dengan Google AI Studio)

Suara.com - Prosesi potong tumpeng begitu melekat dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Tak heran, sebab nasi tumpeng bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga sarat akan makna filosofis.

Sayangnya, kendati sudah menjadi tradisi yang begitu lekat di masyarakat, masih banyak yang salah kaprah perihal memotong tumpeng.

Perlu digarisbawahi, kebiasaan memotong tumpeng dari puncak adalah sebuah kekeliruan. Lantas, bagaimana cara potong tumpeng yang benar?

Memahami Filosofi di Balik Nasi Tumpeng

Sebelum membahas etiketnya, penting untuk memahami simbolisme dari hidangan ini. Menurut video tersebut, nasi tumpeng yang berasal dari tradisi Jawa ini memiliki referensi kuat dari budaya Hindu kuno.

1. Bentuk Kerucut Bukan Sekadar Hiasan: Bentuk kerucut pada tumpeng sejatinya adalah representasi dari gunung suci. Dalam kepercayaan kuno, gunung dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa atau hyang.

2. Puncak Tumpeng adalah Simbol Ketuhanan: Bagian puncak tumpeng melambangkan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Inilah titik tertinggi dan paling sakral dari keseluruhan hidangan.

3. Bagian Bawah adalah Representasi Manusia: Bagian dasar tumpeng yang lebih lebar dengan aneka lauk pauknya merepresentasikan kehidupan manusia dan alam semesta yang beragam.

Kesalahan Umum: Memotong Puncak Tumpeng

Sebuah video edukatif dari Vindy Lee, seorang pakar etiket, membuka wawasan banyak orang mengenai cara menyantap tumpeng yang benar.

"Potong nasi tumpeng dari kerucut sebenarnya kurang tepat," jelas Vindy dalam videonya di Instagram, dikutip Jumat (15/8/2025).

Baca Juga: InJourney Group Rayakan HUT RI ke-80 dengan Nuansa Merah Putih di Bandara & Pesta Rakyat Sarinah

Kebiasaan memotong puncak tumpeng diibaratkan seperti memutus hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta.

Secara simbolis, tindakan ini dianggap "memenggal" puncak gunung suci, yang menyiratkan arogansi dan merusak keseluruhan makna dari tumpeng itu sendiri.

Praktik ini, menurut Vindy, kemungkinan besar merupakan pengaruh dari budaya Barat yang menyamakan tumpeng dengan kue tart yang dipotong dari atas.

Etiket Menyantap Nasi Tumpeng yang Tepat dan Sopan

Jadi, jika tidak dipotong dari atas, bagaimana cara yang benar untuk mulai menyantapnya? Berikut penjelasannya.

Ambil dari Bawah

Cara yang benar adalah dengan mengambil nasi dan lauk pauk dari bagian bawah atau lereng tumpeng.

Tindakan ini secara filosofis melambangkan "manunggaling kawula gusti," yaitu bersatunya manusia (kawula) dengan Tuhan (Gusti).

Ini juga menunjukkan kerendahan hati, di mana kita sebagai manusia mengambil berkah dari dasar "gunung suci."

Makan Bersama-sama (Keroyokan)

Tumpeng idealnya dinikmati bersama-sama. Setiap orang mengambil nasi dan lauk pauknya sendiri dari dasar tumpeng secara bergantian menggunakan sendok. Tradisi ini mempererat rasa kebersamaan dan gotong royong.

Untuk menjaga sopan santun dan kebersihan, Vindy menyarankan untuk ambil lauk secukupnya di piring pribadi.

Hindari mengambil lauk, mencicipinya, lalu mengembalikan sendok ke wadah lauk bersama (prinsip no double dipping). Hal ini dianggap tidak higienis.

Tata lauk pauk di piring dengan rapi dan jangan dicampur aduk, terutama jika ada lauk yang tidak Anda sukai. Ini untuk menghargai cita rasa setiap hidangan dan menghindari makanan terbuang.

Puncak Tumpeng untuk Orang yang Dihormati

Setelah nasi di bagian bawah mulai habis, barulah puncak tumpeng bisa diambil atau diberikan kepada orang yang paling dihormati dalam acara tersebut, sebagai bentuk penghargaan.

Dengan memahami makna dan etiket ini, pengalaman menyantap nasi tumpeng akan menjadi lebih dari sekadar urusan perut, tetapi juga sebuah perayaan budaya yang penuh makna.

Jadi, saat Anda berhadapan dengan nasi tumpeng di acara berikutnya, ingatlah untuk memulainya dari bawah, ya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI