Suara.com - Baru-baru ini viral video anggota DPR berjoget sambil bersenandung lagu "Gemu Fa Mi Re" usai sidang tahunan MPR pada Jumat (15/8/2025). Alih-alih disambut baik, tingkah para anggota DPR tersebut justru memicu kemarahan publik.
Para anggota parlemen tersebut dianggap bersenang-senang di atas penderitaan rakyat. Terlebih, sempat beredar kabar bahwa gaji para anggota DPR akan dinaikkan, sebagai pengganti kompensasi rumah dinas.
Penggantinya tidak main-main, angkanya disebut mencapai Rp50 juta. Bila diestimasi, anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan gaji mereka mencapai Rp3 juta per hari.
"Kan, tidak dapat rumah. Dapat rumah itu tambah Rp50 juta. Jadi take home pay itu lebih dari Rp100 juta, so what gitu loh. Bayangkan saja kalau dibagi Rp3 juta (per hari)," ujar Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (12/8/2025).
Besaran gaji DPR tersebut dibandingkan dengan gaji bulanan guru honorer yang tidak mencapai UMR daerah masing-masing.

Dari beredarnya video tersebut, salah satu sosok yang paling disorot adalah anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati.
Dalam video yang beredar, sosok Sadarestuwati mengenakan kerudung merah, berkaca mata, yang dipadukan atasan putih. Ia tampak begitu bersemangat kala berjoget dengan rekan-rekannya.
Untuk lebih mengenal Sadarestuwati, simak penjelasan profil dan perjalanan karirnya di bawah ini.
Profil dan Perjalanan Karier Sadarestuwati
Sadarestuwati merupakan politikus dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ia membidangi infrastruktur, transportasi, daerah tertinggal dan transmigrasi, meteorologi, klimatologi, dan geofisika, serta pencarian dan pertolongan di DPR RI.
Baca Juga: Euforia vs Empati: Polemik Goyang Pejabat di Sidang MPR, Ini Pembelaan Lengkap Pimpinan DPR
Lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 26 Juli 1970, Sadarestuwati sudah menjadi wakil rakyat sejak 2009 dan terus berlanjut hingga saat ini, menjadikannya anggota dewan yang telah menjabat selama empat periode.
Sadarestuwati terpilih mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VIII, yang meliputi wilayah Kota dan Kabupaten Madiun, Nganjuk, Jombang, serta Kota dan Kabupaten Mojokerto.
Sebelum terjun sepenuhnya ke dunia politik, Sadarestuwati menimba ilmu di Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya. Ia berhasil meraih gelar Sarjana Pertanian (S.P.) pada 1993.
Wanita 55 tahun ini melanjutkan pendidikan di universitas yang sama untuk gelar Magister Manajemen Agribisnis (M.M.A) pada tahun 2005.
Perjalanan kariernya dimulai dari level akar rumput, seperti menjadi guru di SPP/SPMA Taman Siswa Mojoagung (1992-1995) hingga memegang posisi manajerial sebagai Kepala Perwakilan Wilayah Jawa Timur di PT. Acrissindo Utama (1996-2003).
Tidak hanya itu, ia juga sempat mendedikasikan dirinya di dunia akademik sebagai dosen dan staf pengajar Pasca Sarjana di almamaternya, Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, dari tahun 2005 hingga 2009.