Suara.com - Apakah Anda sedang mencari informasi tentang buku Jokowi's White Paper bisa beli dimana? Pertanyaan ini ramai muncul setelah peluncuran resmi buku tersebut pada pertengahan bulan Agustus 2025.
Buku yang ditulis dengan pendekatan ilmiah ini memang langsung menimbulkan kontroversi, terutama karena membahas isu ijazah Jokowi selalu Presiden RI ke-7.
Tidak hanya menyentuh ranah politik, buku setebal hampir 700 halaman ini juga menyajikan analisis forensik digital, telematika, hingga neuropolitika.
Berapa Harga Buku Jokowi's White Paper?
![Buku Jokowi's White Paper karangan Roy Suryo cs [X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/19/32793-buku-jokowis-white-paper-karangan-roy-suryo-cs-x.jpg)
Harga Jokowi’s White Paper cukup bervariasi tergantung pada format yang Anda pilih.
Untuk versi hardcover premium, harganya diperkirakan berada di kisaran Rp450.000–Rp500.000.
Sementara itu, versi cetak biasa dijual dengan harga yang lebih terjangkau, sekitar Rp250.000–Rp300.000.
Bagi Anda yang lebih nyaman membaca digital, tersedia pula versi e-book dengan harga lebih murah, diperkirakan sekitar Rp150.000–Rp200.000.
Perbedaan harga ini wajar mengingat buku tersebut memiliki tebal hampir 700 halaman.
Baca Juga: Roy Suryo Lulusan Mana? Bikin Buku 'Jokowi's White Papers' yang Kontroversial
Ditambah lagi, versi hardcover premium memang dicetak secara terbatas sehingga ditujukan untuk kolektor atau pembaca yang ingin menyimpan karya ini dalam bentuk lebih eksklusif.
Informasi resmi menyebutkan bahwa cetakan pertama mencapai 5.000 eksemplar.
Siapa Penulis Buku Jokowi's White Paper?
![Soft launching buku Jokowi's White Paper oleh Roy Suryo Cs di resto UC UGM, Senin (18/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/18/84861-roy-suryo-di-jogja.jpg)
Jokowi’s White Paper ditulis oleh tiga orang, yakni Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa. Ketiganya datang dari latar belakang berbeda, tetapi sama-sama memiliki spesialisasi di bidang analisis dan riset.
Roy Suryo dikenal sebagai pakar telematika dan kerap muncul dalam berbagai kasus yang melibatkan analisis digital.
Rismon Sianipar berperan dalam penelitian terkait aspek teknis dan digital forensik, sementara Dr. Tifa menyumbangkan kajian berbasis neuropolitika dan perilaku politik.
Kolaborasi tiga penulis ini membuat buku tersebut tidak hanya berisi opini, tetapi juga mengklaim menyajikan data ilmiah.
Dengan memadukan metode digital forensik, analisis dokumen, serta teori neurosains politik, buku ini mencoba memberikan gambaran menyeluruh mengenai validitas dokumen akademik seorang presiden.
"Penelitian kami sudah tuntas, penulisannya sudah selesai. Kami putuskan untuk menerbitkannya sebagai buku, jurnal ilmia, supaya bisa dibaca lebih lus dan tidak hanya kalangan akademis," ujar Tifauzia melalui akun X @DokterTifa.
Cara Beli Buku Jokowi's White Paper

Bagi Anda yang ingin membeli buku ini, ada beberapa cara yang bisa ditempuh. Pertama, buku ini dijual melalui distributor resmi di Indonesia, baik secara offline maupun online.
Sejumlah toko buku independen dan kanal penjualan daring sudah mulai membuka pemesanan sejak buku diluncurkan.
Yang membuat Jokowi’s White Paper unik adalah fakta bahwa buku ini juga dipasarkan secara global. Penulis dan penerbit berencana mendistribusikannya ke 25 negara sehingga pembaca internasional juga dapat mengakses isi buku ini.
Salah satu jalur distribusi yang cukup menarik perhatian adalah Amazon. Perlu Anda ketahui, versi yang tersedia di Amazon adalah English version sehingga cocok bagi pembaca luar negeri yang ingin tahu kiprah Jokowi dari sudut pandang lain.
Sinopsis Buku Jokowi's White Paper
Isi utama Jokowi’s White Paper berfokus pada analisis mengenai keabsahan dokumen akademik Presiden Joko Widodo.
Buku ini diawali dengan kronologi perdebatan mengenai indeks prestasi (IP) Jokowi yang pernah disinggung oleh Prof. Mahfud MD. Dari titik itulah penulis kemudian menelusuri lebih jauh dokumen-dokumen akademik terkait.
Metode yang digunakan cukup beragam, mulai dari forensik digital, seperti pemeriksaan ELA, watermark, komposisi RGB/CMYK, hingga posisi tanda tangan untuk membandingkan ijazah Jokowi dengan milik alumni Universitas Gadjah Mada lainnya.
Selain itu, Dr. Tifa menambahkan analisis neuropolitika, yakni kajian perilaku politik berbasis ilmu saraf, guna memahami pola pengambilan keputusan Jokowi selama berkuasa.
Kesimpulan yang ditulis dalam buku ini cukup mengejutkan. Penulis menyebutkan bahwa "skripsi Jokowi 99,9 persen palsu sehingga tidak mungkin menghasilkan ijazah asli". Pernyataan ini tentu memicu kontroversi karena menyentuh aspek integritas seorang kepala negara.
Tak hanya itu, buku ini mencoba mengaitkan temuan tersebut dengan perilaku politik Jokowi selama menjabat sehingga memberikan dimensi baru dalam memahami dinamika kekuasaan di Indonesia.
Baik Anda setuju maupun tidak dengan isinya, buku Jokowi's White Paper jelas menawarkan sudut pandang berbeda yang layak dipelajari, terutama bagi Anda yang tertarik pada persimpangan antara politik, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri