Suara.com - Nama Setya Novanto bukanlah hal asing di panggung politik Indonesia. Mantan Ketua DPR RI sekaligus mantan Ketua Umum Partai Golkar ini dikenal luas karena perjalanan kariernya yang cemerlang, namun berakhir dengan kejatuhan besar akibat kasus korupsi. Setya Novanto kini mendapatkan pembebasan bersyarat setelah mendekam di penjara selama tujuh tahun. Sebagai pengingat siapa Setya Novanto, simak profil agama, pendidikan, dan rekam jejaknya di artikel ini.
Bebas bersyarat Setya Novanto dimulai pada 16 Agustus 2025. Ia keluar dari Lapas Sukamiskin, Bandung, setelah dinyatakan memenuhi syarat administratif, pembayaran denda, serta uang pengganti.
Tepat setelah berita bebas bersyarat Setya Novanto mencuat dari berbagai media massa, keputusan tersebut memicu beragam pro dan kontra. Ada yang menerima dan sebagian memberikan kritik tajam.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai pembebasan bersyarat ini sebagai kemunduran dalam pemberantasan korupsi. Transparency International Indonesia melalui Alvin Nicola menyebut dampak sosial korupsi tidak bisa ditebus hanya dengan membayar uang pengganti.
Meski telah bebas bersyarat, Setya Novanto masih memiliki kewajiban wajib lapor hingga 1 April 2029. Selama periode itu, ia tidak dapat kembali ke dunia politik. Bila mengikuti peraturan UU yang ada, setelah dinyatakan bebas murni, yakni menjalani masa tambahan dua setengah tahun pasca wajib lapor, hak politik Setya Novanto baru bisa dipulihkan.
Awal Kehidupan dan Pendidikan
Setya Novanto merupakan anak kelima dari delapan bersaudara. Ia lahir di Bandung, Jawa Barat, 12 November 1955. Orang tuanya R. Soewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri bercerai. Setya Novanto tinggal dengan ibunya di Jakarta.
Setya Novanto memeluk agama Islam. Rumornya, Setya Novanto menjadi mualaf ketika menikahi istrinya, Deisti Astriani Tagor. Deisti merupakan wanita kedua yang dinikahi Setya Novanto.
Sebelumnya, ia menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, putri Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Brigjen Sudharsono. Pernikahan itu membuahkan dua anak, namun berakhir cerai.
Baca Juga: Jawab Kritik Publik soal Pembebasan Bersyarat, Sahroni: Setya Novanto Tidak Diampuni
Sementara itu, riwayat pendidikannya dimulai di TK Dewi Sartika Bandung, kemudian SD Negeri 5 Bandung, berlanjut ke SMP Negeri 73 Tebet dan SMA Negeri 9 Jakarta. Selepas SMA, ia menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dengan jurusan akuntansi dan lulus tahun 1983.
Selain itu, Setya juga sempat memperdalam akuntansi manajemen di Universitas Trisakti, Jakarta, yang memperkuat pijakan akademiknya sebelum terjun ke dunia bisnis dan politik.
Perjalanan Karir
Sebelum menjadi politisi, Setya memulai karier sebagai sales mobil dan kemudian menjadi kepala penjualan untuk wilayah Indonesia Timur. Ia juga menjalankan sejumlah usaha, mulai dari SPBU, perusahaan dagang, hingga perhotelan.
Modal jejaring bisnis inilah yang kemudian mendorongnya masuk ke dunia politik. Tahun 1999, Setya terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur. Karier politiknya terus menanjak hingga mencapai puncak sebagai:
- Ketua DPR RI (2014–2015, 2016–2017)
- Ketua Umum Partai Golkar (2016–2017)
- Ketua Fraksi Golkar DPR RI (2009–2014)
Kasus Korupsi e-KTP