Maulid Nabi 2025 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal dan Cara Terbaik Menyambutnya

Rifan Aditya Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2025 | 15:23 WIB
Maulid Nabi 2025 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal dan Cara Terbaik Menyambutnya
Maulid Nabi 2025 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal dan Cara Terbaik Menyambutnya (Freepik)

Suara.com - Pergantian tahun selalu membawa penantian akan hari-hari besar keagamaan. Bagi umat Islam di seluruh dunia, salah satu momen yang paling ditunggu adalah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pertanyaan "Maulid Nabi 2025 berapa hari lagi?" mulai sering terdengar, menandakan kerinduan untuk kembali merayakan hari kelahiran Sang Rasul.

Namun, di balik hitung mundur yang kita lakukan, ada makna yang lebih dalam tentang bagaimana kita seharusnya mempersiapkan diri menyambut hari istimewa ini.

Tahun ini, perayaan Maulid Nabi akan terasa spesial. Lantas, kapan tepatnya Maulid Nabi 2025 akan diperingati?

Menghitung Hari Menuju Maulid Nabi 1447 H

Berdasarkan kalender hari libur nasional dan cuti bersama yang telah ditetapkan oleh pemerintah, Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 1447 H akan jatuh pada Jumat, 5 September 2025.

Tanggal ini bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah, sesuai dengan penanggalan yang dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Jika dihitung dari hari ini, Kamis, 21 Agustus 2025, maka peringatan Maulid Nabi 2025 tinggal sekitar 15 hari lagi.

Waktu yang singkat ini sejatinya adalah sebuah kesempatan emas.

Ini bukan hanya tentang penantian sebuah tanggal merah atau perayaan seremonial, melainkan sebuah ajakan untuk merefleksikan kembali cinta dan kerinduan kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Bacaan Mahalul Qiyam Maulid Nabi Lengkap, Arab, Latin, dan Terjemah

Menyelami Sejarah dan Makna Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi bukanlah tradisi yang muncul begitu saja. Sejarah mencatat, perayaan ini mulai semarak pada era Dinasti Fatimiyah di Mesir.

Salah satu raja dari dinasti tersebut, Raja al-Muiz Li Dinillah, yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad, menjadi salah satu yang pertama kali merayakannya sekitar abad ke-10 Masehi.

Tujuannya mulia yaitu sebagai bentuk penghormatan, rasa syukur, dan cara untuk terus mengingat serta meneladani ajaran Rasulullah SAW.

Para ulama, seperti Al-Hafidh Ibnu Hajar al-'Asqalani, bahkan menyebutnya sebagai bid'ah hasanah atau inovasi yang baik, karena di dalamnya terkandung kegiatan positif seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan melantunkan pujian kepada Nabi.

Ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an:

"Katakanlah (Muhammad), dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (QS Yunus: 58).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?