Suara.com - Bukan cuma ketiak hitam, kini tren menunjukkan banyak orang mulai tidak percaya diri dengan ketiak basah. Fenomena ini terjadi karena meningkatnya gaya hidup aktif di masyarakat.
Fakta ini diungkap langsung Ahli Biomedis sekaligus Founder Beauty Sister Clinic, dr. Elizabeth Liza, M.Bio AAM yang mengatakan banyak orang mulai risih karena keringat di ketiak. Terlebih jika ia punya aroma tubuh tidak sedap, maka bakal semakin menurunkan rasa tidak percaya diri.
"Karena percaya deh, orang tuh akan risih banget ketika berkeringat. Dia bukan hanya malu karena ininya (ketiak) dia basah, tapi itu juga nggak enak karena akan mengganggu dari bau dari ketiaknya itu juga sih," ungkap dr. Elizabeth beberapa waktu lalu di Jakarta.
Ia juga menambahkan, rasa percaya diri semakin tergerus jika orang tersebut aktif jalani olahraga hits seperti padel, tenis, hingga golf. Apalagi dr. Elizabeth membenarkan ada beberapa orang yang terlahir dengan kelenjar keringat besar, yang membuatnya semakin sering mengeluarkan keringat.
"Jadi balik lagi, orang tuh mempunyai ciri khas masing-masing ya. Beda-beda lah, kita nggak bisa menyamakan semua orang. Dari kita di sini, mungkin yang hanya hiperhidrosis cuma satu orang ya nggak sih?," cerita dr. Elizabeth.

Sehingga dokter yang baru saja memperkenalkan perawatan anti-aging terbaru BÈA MORE dan Double Chin Suction by Morpheus8 ini mengingatkan ada juga beberapa orang yang lebih mudah berkeringat karena pola hidup yang dia jalaninya.
Kini kata dr. Elizabeth, banyak pasien yang tidak hanya ingin menghilangkan kehitaman di ketiaknya, tapi juga ingin mengurangi keluarnya keringat di ketiak. Dokter kelahiran Jakarta, 29 Juni 1990 itu juga mengakui acap kali pakai deodoran saja tidak cukup untuk mengurangi jumlah keringat di ketiak.
"Terkadang deodoran yang bikin kita tidak berkeringat tuh malah jadi iritasi. Malah ketiaknya hitam parah, jadi banyak pasien aku tuh datang kayak, 'Dok, tolongin dong dok! ketiak aku jadi hitam parah, karena pakai deodoran yang nggak bisa ngilangin keringat jadi hitam-hitam," jelas dr. Elizabeth.
Menariknya, kelenjar keringat ini ternyata bisa dikurangi dengan bantuan teknologi radio frekuensi (RF) yang memanfaatkan microneedling alias jarum-jarum kecil dan steril untuk membuat perlukaan di kulit dan merangsang tubuh memproduksi kolagen alami sehingga terlihat lebih mulus.
Baca Juga: Siap Ikut Maraton, Febby Rastanty Bagikan Tips Persiapan untuk Para Pelari
Contoh teknologi RF dan microneedling ini tersedia pada alat Morpheus8 yang akan mengecilkan kelenjar keringat. Cara kerjanya seperti kulit yang pori-porinya mengecil sehingga keringat lebih sedikit.
"Sehingga pasien akan jadi pede banget, karena percaya deh, orang tuh akan risih banget ketika berkeringat. Dia bukan hanya malu karena ininya (ketiak) dia basah, tapi itu juga nggak enak, karena akan mengganggu dari bau dari ketiaknya itu juga sih," paparnya.
Meski begitu, dr. Elizabeth juga tidak menampik jika keringat bisa dikurangi dengan metode botox, hanya saja biayanya cenderung lebih mahal. Fakta inilah yang membuat banyak pasien mempertimbangkan dua kali pakai botox untuk kurangi keringat.
"Balik lagi ya semua tergantung budget. Kalau botox kan mahal, butuh 100 unit dan 100 unit, sehingga berarti dia butuh 200 unit," pungkas dr. Elizabeth.